Tanggung.
Semua yang ada di dalam hidup aku gak pernah ada yang tuntas. Tanggung. Iya, gak nyampe klimaks, kalau bahasa kerennya. Pemikiran ini sebenarnya sudah ada dari berjuta-juta jam yang lalu, namun semakin tergugah ketika pertanyaan ini terlontar beberapa hari yang lalu.
Alkisah, suatu siang, aku sedang makan siang (setelah sepagian bekerja mencari uang untuk menutupi "utang"), kami pun berceloteh dan seorang teman mengungkapkan kalau dia tidak bisa melakukan suatu aksi (aksi ini sangat sulit dijelaskan dengan kata, namun singkatnya kamu mengetukan jari kelingking, manis, tengah, telunjuk secara berurutan dan kemudian kembali ke kelingking lagi dan seterusnya hingga kamu bosan melakukannya; ibu jari tidak terlibat dalam aksi ini). Dia mengatakan, "Aku ga bisa kaya gitu? Kenapa ya? Emang kalian pada latihan piano ya?". Dengan otomatis aku menjawab, "Tapi ya, aku kalau main keyboard kaku bangen, susah lah menjangkau tuts satu ke tust yang lainnya". Pertanyaan muncul dari seorang teman, yang memaksa untuk dijawab, namun rasanya seperti ditodong, "Lu les keyboard juga? Lu segalanya dilakuin ya". Dan aku menjawab dengan enteng, Dan akhirnya aku berhenti les karena ga punya keyborad. Keteteran latihannya".
Itu satu.
Ketanggungan lainnya adalah aku pernah mempelajari bahasa German, Prancis, Jepang, dan Mandarin, TAPI semuanya berbuah tanggung. Aku cuma belajar basic dan kemudian aku ga kuat karena ga ada temen buat diajak belajar, karena semua yang otodidak membutuhkan effort yang lebih. Selanjutnya les bahasa Inggtis, ga aku terusin padahal aku sedang berada di level akhir. God! Terdengar useless semua yang telah aku pelajari namun nanggung itu. Semoga limpahan rahmat-Nya selalu menyertaiku :|
Semua yang ada di dalam hidup aku gak pernah ada yang tuntas. Tanggung. Iya, gak nyampe klimaks, kalau bahasa kerennya. Pemikiran ini sebenarnya sudah ada dari berjuta-juta jam yang lalu, namun semakin tergugah ketika pertanyaan ini terlontar beberapa hari yang lalu.
Alkisah, suatu siang, aku sedang makan siang (setelah sepagian bekerja mencari uang untuk menutupi "utang"), kami pun berceloteh dan seorang teman mengungkapkan kalau dia tidak bisa melakukan suatu aksi (aksi ini sangat sulit dijelaskan dengan kata, namun singkatnya kamu mengetukan jari kelingking, manis, tengah, telunjuk secara berurutan dan kemudian kembali ke kelingking lagi dan seterusnya hingga kamu bosan melakukannya; ibu jari tidak terlibat dalam aksi ini). Dia mengatakan, "Aku ga bisa kaya gitu? Kenapa ya? Emang kalian pada latihan piano ya?". Dengan otomatis aku menjawab, "Tapi ya, aku kalau main keyboard kaku bangen, susah lah menjangkau tuts satu ke tust yang lainnya". Pertanyaan muncul dari seorang teman, yang memaksa untuk dijawab, namun rasanya seperti ditodong, "Lu les keyboard juga? Lu segalanya dilakuin ya". Dan aku menjawab dengan enteng, Dan akhirnya aku berhenti les karena ga punya keyborad. Keteteran latihannya".
Itu satu.
Ketanggungan lainnya adalah aku pernah mempelajari bahasa German, Prancis, Jepang, dan Mandarin, TAPI semuanya berbuah tanggung. Aku cuma belajar basic dan kemudian aku ga kuat karena ga ada temen buat diajak belajar, karena semua yang otodidak membutuhkan effort yang lebih. Selanjutnya les bahasa Inggtis, ga aku terusin padahal aku sedang berada di level akhir. God! Terdengar useless semua yang telah aku pelajari namun nanggung itu. Semoga limpahan rahmat-Nya selalu menyertaiku :|