Woles. Satu kata yang sampai saat ini aku masih belum mengerti diambil dari mana. Hipotesa aku kata tersebut diambil dari kata slow yang kemudian dibalikan menjadi wols. Karena wols susah dibacanya, akhirnya disisipkan lah huruf e di antara huruf l dan huruf s dan ta da jadi lah kata woles.
Entah bagaimana beberapa bulan terakhir aku selalu dihadapkan dengan permasalah yang ga nyantai, yang mengharuskan aku untuk ikut ga nyantai juga. Bagaimana engga, dalam enam bulan terakhir, aku terserang penyakit yang sama dua kali, dan dikarenakan sistem imun aku yang rendah, penyakit itu pun bertahan cukup lama dalam tubuh ringkih ini.
Permasalahannya adalah, tidak ada yang bisa membuat aku nyantai dengan permasalahan-permasalahan yang ada. Temen-temen cuma bisanya menuntut dan menagih, sudah selayaknya tukang tagih uang yang sering melipatgandakan bayaran, apa lagi orang tua, tidak sedikit pun menenangkan, dengan selalu bertanya, "kapan lulus?" "kamu mau nerusin kerja dimana?" dan sebundel pertanyaan lainnya yang bisa bikin aku ga nyantai, ketika aku disenggol, aku akan menerkam. Coba saja orang tua aku merasakan bagaimana sulitnya, bagi aku, kuliah di psikologi. Terkadang ingin start over semua, kita mulai lagi dari angka nol dan aku kembali berjuang untuk memperbaiki semua yang ada, kalau saja.
Entah bagaimana beberapa bulan terakhir aku selalu dihadapkan dengan permasalah yang ga nyantai, yang mengharuskan aku untuk ikut ga nyantai juga. Bagaimana engga, dalam enam bulan terakhir, aku terserang penyakit yang sama dua kali, dan dikarenakan sistem imun aku yang rendah, penyakit itu pun bertahan cukup lama dalam tubuh ringkih ini.
Permasalahannya adalah, tidak ada yang bisa membuat aku nyantai dengan permasalahan-permasalahan yang ada. Temen-temen cuma bisanya menuntut dan menagih, sudah selayaknya tukang tagih uang yang sering melipatgandakan bayaran, apa lagi orang tua, tidak sedikit pun menenangkan, dengan selalu bertanya, "kapan lulus?" "kamu mau nerusin kerja dimana?" dan sebundel pertanyaan lainnya yang bisa bikin aku ga nyantai, ketika aku disenggol, aku akan menerkam. Coba saja orang tua aku merasakan bagaimana sulitnya, bagi aku, kuliah di psikologi. Terkadang ingin start over semua, kita mulai lagi dari angka nol dan aku kembali berjuang untuk memperbaiki semua yang ada, kalau saja.