Cerita ini terjadi di malam pergantian tanggal 1 februari ke tanggal 2 februari. Sebenarnya ini hanya sebuah mimpi, tapi itu lah bunga tidur (naon?). Jujur aja ceritanya emang agak remang-remang, jadi jangan salahkan saya.
Suatu tempat, sepertinya di lembang, tempat waktu TPD, tepatnya ruang aula. Di sisi kanan, saya dengan Rully. Yang saya ingat, saya dan dia sedang mengerjakan sesuatu, sepertinya statistika. Hahaha gaya banget dah. Setelah jenuh, saya berjalan ke sisi kiri gedung yang sangat usang tersebut. Entah kenapa ada hasrat untuk ninggalin Rully.
Di sisi kiri ada Budi, Dwi, Tipun, Pewe. Mereka lagi diskusi gitu. Ckckck, beda lah anak ITB sama Polban mah (hubungannya?). Dan saya pun meng-interupt mereka (bener ga b.inggrisnya?). Sebenernya lupa ngomong apa. Ngarang we lah.
Saya : halo, bradah, sistah..!!
Mereka : halo
Dwi : what's up, dude, anything problem?
Saya : engga, gue cuma pengen olahraga aja ngegerakin kaki gue yang selama liburan ga pernah digerakin.
Pewe : pasti kangen sama pewe?
Saya : A BIG NO
Tipun : (ntah harus pake dialog apa)
Ayah : (numpang mejeng nama)
Tiba-tiba setelah perbincangan yang entah apa artinya dan membuat komponen-komponen otak rusak yang menyebabkan kerusakan otak akut, datang tukang ODADING. saya ulangi, TUKANG ODADING. Kami membeli beberapa odading. Saat menikmati odading yang sangat enak (tau darimana?), tukang odading pergi, datang seorang kakek yang minta odading yang sedang kami makan.
Karena kebaikan hati kami, kami berikan odading dan.... Saya pun terbangun
Epilog : tidak diketahui bagaimana nasib saudara Rully selanjutnya. Mungkin di tidur selanjutnya akan ada season imlek (berhubung mau imlek, dan saya tau, kalau ini sangat tidak lucu)..
ANEEEEEEEEEEEEEEEEHH!! mimpinya ga beralur.. ga berending.. cemanalah aku bs terlibat di mimpi kau!
BalasHapus