“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water

Sabtu, 26 November 2011

CD Review: Rihanna - Talk That Talk


Standard Edition

Deluxe Edition

Yup, penantian yang cukup lama untuk album ini terbeayar sudah. Tanggal 21 November 2011, album ini rilis!! Yihaa, new sounds from Rihanna.. Setelah pada bulan Oktober Rihanna mengeluarkan single We Found Love (dengan hanya beberapa baris kalimat dan berulang) dan sangat adiktif bagiku, akhirnya aku menunggu keseluruhan albumnya untuk turun (dan dengan berbagai promosi via twitter kalau albumnya kali ini bakal boom dengan adanya track yang diaanggap sebagai "Umbrella" versi 2).

Tracklist:
  1. You da One
  2. Where Have You Been
  3. We Found Love (feat. Calvin Harris)
  4. Talk That Talk (feat. Jay-Z)
  5. Cockiness (Love It)
  6. Birthday Cake
  7. We All Want Love
  8. Drunk On Love
  9. Roc Me Out
  10. Watch 'n Leran
  11. Farewell
  12. Red Lipstick (Deluxe Edition)
  13. Do Ya Thang (Deluxe Edition)
  14. Fool In Love (Deluxe Edition)
  15. We Found Love (extended)  (Deluxe Edition)
Perlu dibilang kalau awalnya aku agak terganggu dari awal dengan musik club yang sedang diusung Rihanna. Mungkin jika kamu dengar  album Music of the Sun atau A Girl Like Me, kamu akan mendapat kesan berbeda. Namun, setelah didengar beberapa kali balikan, musiknya mulai bisa diterima oleh telinga aku (eaaa). Jika kamu penyuka Rihanna, aku sarankan untuk membeli album ini karena menurut aku album ini cukup menarik, tapi aku pikir album ini tidak akan se-boom album LOUD yang cukup menjadi sorotan setahun ke belakang. Di album ini, kamu akan lebih banyak mendengar Rihanna menyenyikan lagu dengan tempo ballad dan aku rasa dengan ini kamu bisa lihat seberapa besar kualitas suara khas Rihanna. Namun, jika dilihat dari segi kualitas musik, dibandingkan dengan LOUD, aku lebih memilih album Talk That Talk dibandingkan dengan LOUD. LOUD was a fun one, but Talk That Talk was a great one :)

Favorite tracks: You da One, Where Have You been, We Found Love, Talk That Talk, Drunk on Love, Farewell

Minggu, 20 November 2011

CD Review: Adele - 21



Mungkin agak sedikit terlambat untuk mengulas seberapa HEBATnya album ini di tahun 2011. Tapi, dari pada tidak sama sekali, bener ga??

21. Title album ini yang digambarkan sebagai usia Adele saat membuat album ini. Dua tahun berlalu setelah 19 rilis, Adele mulai menggebrak dengan single pertama "Rolling In The Deep", yang bagi ku sangat mengagumkan mendengarnya pertama kali di radio. Melihat videonya pun, memiliki sebuah konsep yang brilian, bagi ku lagi. Hentakan musik yang membuat adrenalin berpacu. Mungkin, perlu diingat kalau aku sebelumnya tidak mengetahui siapa Adele (bahkan aku tidak tau lagu Chasing Pavement itu apa). Impresi yang timbul saat mendengar suara Adele untuk pertama kali adalah: BRILIANT!!

Pada akhirnya, aku pun tertarik untuk membeli CDnya jika sudah rilis di Indonesia, namun, pada kenyataannya aku baru mendapatkan CD ini sekitar bulan November. Mungkin hal seperti itu adalah strategi pemasaran, namun hal itu bisa meningkatkan tingkat pembajakan.

Selanjutnya, single Someone Like You menjadi single andalan kedua hingga (kalau ga salah) Set Fire To The Rain dinyatakan sebagai single selanjutnya, video Someone Like You belum dirilis.. Hingga sekitar bulan Oktober, rilis lah video yang bisa dibilang cukup kelam (dan bagiku, mengecewakan, karena aku berharap lebih untuk videonya). Dan selanjutnya, dinyatakan kalau Turning Table akan menjadi single US selanjutnya.

Jika dilihat di dalam cover CD, mungkin kamu tidak akan menyangka kalau album 21 ini adalah album yang cukup brilian dengan memasukan sentuhan Ryan Tedder sebagai song writter. Campuran perkusi di beberapa track ala Ryan Tedder merupakan ciri khas yang dimiliki oleh Ryan Tedder.

Penilaian akhir, album ini merupakan suatu hal yang sayang untuk dilewatkan. Jadilah bagian dari sejarah musik dengan mendengarkan album ini, karena hal ini tidak akan terulang untuk kedua kalinya :)

Berbeda, sepenting itu kah??

Berbeda..
Wacana ini berkembang seiring dengan bertambahnya waktu yang memakan sisa usia aku. Lebay sih kedengerannya, tapi emang gitu. Dimulai dari opini yang mengatakan kalau cowo psikologi itu beda. Ya, "BEDA" bisa dipandang dari berbagai macam sisi. Bisa sisi feminisme atau sisi machoisme..

Selanjutnya, salahkah aku untuk tidak bergaul dengan orang di sekitar kostan aku? Mungkin salah, aku bertanya dan aku jawab sendiri. Mungkin, aku adalah satu-satunya orang yang terpaku pada dunia aku sendiri dan kurang memedulikan dunia luar. Aku peduli, namun dengan perspektif (bahasa kerennya) aku sendiri. Tapi, orang-orang di luar itu selalu saja mencibir dan mengejek tentang "keterpisahan" aku dengan mereka. Sindiran itu kerap kali muncul ketika orang-orang itu bersama. Namun, ketika mereka sendiri, bahkan mereka tidak bisa melihat kepada ku (begitu pula aku). Kenapa sih, aku harus terus dituntut mengikuti semua yang ada di luar dunia aku? Tuntutan karir? Engga juga. Aku mau jadi orang yang berguna tapi tidak perlu terlihat. Cuma itu. Salah?