“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water

Selasa, 31 Desember 2013

Hobi Baru: Fictionpress, Goodreads

Mungkin aku adalah salah satu dari sekian banyak manusia yang bosenan, gak pernah betah lama melakukan suatu hal. Karena hidup aku lagi dikelilingi oleh ketidakpastian, akhirnya aku memikirkan untuk melakukan hal baru: mencari buku diskon!

Mencari buku diskon menjadi kebiasaan yang bisa dipenuhi kalau sudah akhir tahun atau pas mau masuk sekolah. Banyak sih buku murah yang dijual di beberapa spot di Baltos (nama sebuah mall, bukan mall sih, ya kaya tempat serba ada gitu di Bandung), tapi setelah aku cek bukunya bajakan. pantes murah. Ceritanya, aku selalu dapet hoki kalau Tisera lagi kaya cuci gudang. Gak ngerti sih kriteria buku yang dicuci gudangin kaya apa, tapi beberapa kali aku dapet trilogi-trilogi atau lanjutan buku yang udah lama aku cari. Setelah membeli banyak buku dengan impulsifnya, dan menaruhnya secara impulsif juga di atas meja belajar, aku jadi berpikir, buku sebanyak ini mau diapain ya -_- Bahkan agak sungkan kalau minjemin buku ke temen, soalnya pernah kejadian beberapa kali bukunya gak balik, orangnya menghilang T.T

Suatu hari aku iseng nyari nama aku di Google (Ya, begitu lah kalau gak ada kerjaan, melihat seberapa eksis aku di dunia maya, dan menghapus-hapus foto yang terlihat alay, demi masa depan yang cerah. Nanti aku ceritain kenapa aku melakukan ini) dan muncul akun Goodreads aku yang udah setahun gak dibuka -_- Dulu masih hectic sih jaman buatnya, gak tau buat apa gitu bikin akun itu di tengah kehectican kuliah. Akhirnya aku jadi kepikiran buat show off  buku-buku yang udah aku baca. Ya, udah dari dulunya tukang pamer. Dengan adanya hal ginian di dunia maya, makin aja deh menjadi-jadi :p

Bagi yang gak tau atau belum punya akun goodreads, ini tampilan screenshot berandanya kalau udah login
Masih agak bingung sih pakenya, tapi sekedar masukin daftar buku yang udah dibaca sama nge-rating sih bisa. Terus yang aku inget tuh pertama kali daftarkan kaya connect gitu pake facebook, dan itu bikin males karena home tiba-tiba penuh gak jelas. Makanya jarang dibuka. Sekarang, udah ngerti gimana cara ngehapus orang, makanya yang dikiranya kenalan doang dan gak pernah update ya dihapus aja daripada menuhin. Jahat emang. Tapi gak sejahat nge-unshare orang di Path!! :(

Sebenernya agak jiper sih liatin akun goodreads orang. Kenapa? Soalnya yang mereka baca itu masuk dalem kategori berat untuk aku. Sedangkan aku cuma baca Percy Jackson atau buku anak-anak lainnya. Mau show off  tapi gagal...

Rabu, 11 Desember 2013

Movie Time: White, The Melody of The Curse

Beberapa hari terakhir aku agak excited (lebih tepatnya too excited) akan comeback T-ara dengan lagu terbarunya, 나 어떠해 (Do You Know Me?) yang sebenernya hangul itu artinya bukan do you know me, tapi what should I do. Kalau belum liat, bisa diliat di bawah ini


Aku mengikuti beberapa blog yang bisa dibilang satu selera dengan aku, termasuk a diehard and hardcore fan of T-ara. Salah satu blog yang random yang suka menyindir hal-hal yang memang seharusnya disindir. Arcadey Blog, formerly known as The Prophet Blog. You can visit his blog on this link.

Singkat cerita, ketika T-ara comeback dengan konsep musikal yang menurut official management-nya diambil dari lagu tahun 1977 (itu alasan kenapa Mini Album repackage T-ara berjudul Again 1977) blog tersebut bilang kalau hal ini membuatnya teringat kepada film salah satu personil T-ara, Ham Eunjung, yang dirilis tahun 2011 berjudul White: The Melody of The Curse.

Singkat cerita, Pink Dolls adalah sebuah girlband yang bisa dibilang tidak tenar, sampai suatu ketika Eun Ju (Eunjung), leader yang dibully karena former back dancer dan late debut oleh anggota lainnya, menemukan tape yang tidak diketahui asal usulnya. Managementnya mengiyakan untuk membuat aransemen lagu itu dan menjadikan lagu tersebut sebagai lagu andalan terbaru dari Pink Dolls. Cerita bergulir ketika mereka tampil di suatu showcase dengan lagu tersebut, yang tanpa diduga orang-orang yang ada di dalam gedung tersebut bersorak sorai untuk Pink Dolls dan mereka menjadi one night sensation. Masalah kemudian bergulir ketika suatu girlband harus memiliki center. Center di sini dimaksudkan untuk menjadi orang yang akan selalu disorot selama promo album ini. Pink Dolls is a troublesome group. Oplas, kecanduan obat, dan obsesi menjadi dancer terbaik di dalam grup adalah sekian banyak masalah yang ada dalam grup ini. Namun, muncul pertanyaan, dari mana the lost and then found tape tersebut berasal?

Jumat, 06 Desember 2013

Partner in Crime

Dea, Rangga, Gege @ Desa Pasanggrahan, Garut
Namanya Dea Willy.

Namanya Raden Gerhana.

Mereka berdua dipanggil dengan Dea dan Gege.

Entah dari kapan kita mulai berteman cukup dekat. Yang jelas, tinggal bersama di sebuah desa yang dilewati angkot dan jarak ke alfamart dan ATM yang bisa dihitung dengan jari dalam kurun waktu sebulan membuat kamu merasa makin kuat. Entah kenapa aku ngerasa kaya suami beristri dua yang istrinya ga ada yang bener. *kabur sebelum ditimpuk dua cewe ini*

Kalau ditelisik, kita bertiga bukan dari kelompok yang sama (kalau bahasa kerennya clique). Dalam urusan akademis kita jarang bareng, jarang satu kelompok, tapi beberapa kali aku pernah sekelompok sama Dea, tapi ya udah sampe situ aja ga lebih lagi. Dea kembali menggalaukan si pangeran kodoknya dan aku kembali ke kehidupan aku yang sesungguhnya.

Ada satu hal yang bikin kita klop banget dan pasti bareng terus. Hal tersebut adalah ngurusin kampus, ngurusin anak orang. Bahkan bisa jadi diri kita aja gak keurus sama kita sendiri. Iya, dari hal seperti itu kita bisa bareng. Rasanya kita dari 3 partai dari sekian banyak partai yang ada di kampus, dan secara diam-diam kita main belakang buat ketemu, ngobrol, bahkan sampai ke having fun di atas penderitaan orang lain.

Hal ini terjadi juga pas kita tinggal bareng sebulan. Kita ngomongin temen-temen yang lain di belakang. Baik itu temen-temen satu desa maupun beda desa. Well, lebih tepatnya ga ngomongin di belakang. Tapi di kamar yang ada di tempat kita nginep. Kita sembunyi-sembunyi ngobrol dengan kesotoyan kita bagaikan anak muda yang lagi transaksi ganja. Setiap ada yang nimbrung masuk, kita langsung akting. Yes, we are bad actor and actress, but we can make people believe what we said, di samping asumsi Gege yang mengatakan kalau orang bohong itu bisa diindikasikan dari hidungnya yang kembang-kempis ketika berbicara kebohongan, dan aku masih tidak percaya dengan asumsi itu. Hanya Gege dan Tuhan yang tau kebenarannya.

Kalau dipikir-pikir, kita itu tiga orang dengan tipe yang berbeda. Aku dengan karakter macho dan sentimental. Dea dengan karakter senimental dan smart. Gege dengan karakter sentimental dan strong. Mungkin karena punya satu kata sifat yang sama yang diambil dari salah satu personality boyband S4 yang membuat kita betah bareng-bareng. Entah sih Gege sama Dea betah atau engga sama aku. Yang pasti, kalau aku bareng mereka, aku aman. Mihihihi

Sentimental. Iya, aku sentimental terhadap kehidupan pribadi aku yang terutama berkaitan dengan pacar. Kenapa sih semua orang begitu pengennya liat aku pacaran??? *kebawa suasana*

Sentimental Dea. Dea kalau galau ga pernah mau cerita. Kitanya juga kan jadi bingung harus kaya gimana. Pas ngelucu ga ketawa. Pas diajak ngobrol diem aja :'(

Sentimental Gege. Gege ini unpredictable. Ketika ga ada yang  membela dia, dia bisa leave group tanpa meninggalkan satu patah penjelasan pada kami :'(

Tapi, walaupun begitu, kita akan tetap jadi partner in crime sampai waktu yang tidak ditentukan :D