“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water
Tampilkan postingan dengan label tentang rasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tentang rasa. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 Juli 2014

Stranger and Freak-Show

Berdasarkan KBBI online (http://kbbi.web.id) Afeksi adalah (afek·si /aféksi/) n Psi 1 rasa kasih sayang; 2 perasaan dan emosi yg lunak
taken from thinksquad.tumblr.com

**

Lama hilang dari dunia per-blog-an dan kembali dengan tulisan afeksi. Ya, aku sedang butuh afeksi. Kalimat ini tidak diikuti atau diawali dengan kata mungkin. Sehingga kebutuhan afeksi ini menjadi harus didapatkan. Kenapa?

Beberapa hari terakhir, masih dengan masalah dan pertanyaan yang sering berputar di kepala, tiap hari, tiap jam, tiap detik, "Kapan lulus?". It such a meaningless question while I really wanted to graduate but no one, or nothing, could help me, but my fucking supervisor. I blame him for the half (or maybe seven eight) of it, let me talk the other half. Padahal sebenarnya lulus itu bukan perkara yang sulit. Aku merasa aku bisa menyelesaikannya sesuai dengan yang aku targetkan. But, the nature speaks by itself that I don't have enough power to control my future. I was (and am) too weak. Hal ini membuat aku gila. I almost cut myself, it's a true story. But, I refuse. I thought it's a stupid action and I'm not as fragile as some random teenagers anymore. Ketika hal itu akan terjadi, aku berpikir, kenapa aku seperti ini? Memangnya cut myself adalah jalan satu-satunya? Kenapa gak cerita ke orang lain kalau kamu punya masalah, Rang.....

Cerita ke orang

Then, it hit me. Aku belum pernah melakukan hal itu. Yes, I did, but not in this case, regularly. Beberapa kali, atau mungkin sering, aku cerita tentang masalahku ini, tapi hanya satu arah. Ya, satu arah. Aku banyak mengeluarkan sampai, yang aku pikir, kalau lawan bicara aku pun takut atau kebingungan harus membagaimanakan aku. Aku sadar kalau selama ini aku hanya bercerita dengan rasa kesal, seakan-akan udah gak punya kepercayaan diri lagi, dan merasa sudah menghabiskan 1,5 tahun secara sia-sia. Bukankah hal tersebut layak untuk disesali?

Minggu, 24 November 2013

Apa yang Berubah

So, here I am. 
21 years old. 
Ruining my future. 
Have some problems. 
And still not making anything good.

Ya, kembali dimana aku sekarang. Menghabiskan waktu dengan ketakutan-ketakutan untuk mendapatkan masukan. Malam ini aku membersihkan apapun yang bisa aku bersihkan dari kamar ku. Dari mulai memindahkan TV dari kamar aku ke kamar Mamah; membuang kertas-kertas tulisan ketika SMA; melepas stiker-stiker yang ditempel di pintu ketika Dewa masih SD. Rasanya, saat ini lah aku butuh privasi lebih. Seakan-akan aku membuang keadaan ketika Mamah biasanya tidur di kasur ku sambil baca koran dan menonton televisi. Seakan-akan aku membuang keadaan dimana Dewa merangkai setiap stiker dengan asalnya di meja. Seakan-akan aku membuang semua kehangatan yang biasa terbentuk di dalam kamar aku. Seakan-akan aku membuangnya semua.

Kenangan kembali ketika aku solat maghrib menggunakan sejadah warna merah yang sudah ada sejak aku kecil. Aku ingat, dulu, aku suka sekali menggunakan sejadah itu. Sejadah itu pas untuk anak seusia ku. Aku selalu tidak lupa untuk menggunakan peci setiap beribadah. Aku tidak tau alasan menggunakan peci itu, yang aku tau Mamah selalu mengingatkan aku untuk menggunakan peci. Ya, peci hitam dengan motif di sisinya yang melingkar. Aku tidak pernah membeli dan menggunakan peci dengan motif lainnya selain peci itu. Sekarang, aku beribadah menggunakan sejadah itu dan sejadah itu terasa kecil dan pendek. Aku tidak pernah menggunakan peci yang sama lagi, yang biasa menjadi ciri khas aku kalau aku mengaji di mesjid bawah.

Kenangan kembali ketika aku menggunakan meja belajar yang ada di kamar untuk menyimpan laptop ini, dan menulis. Dulu, meja ini kosong. Hanya ada sebuah rak kecil berwarna hijau yang biasa aku tulis dengan alat tulis: pulpen, pensil kayu, tipe-x, penghapus. Masih ingat ketika dulu pertama kali diberikan meja belajar ini, aku senang. Aku bisa seperti anak-anak yang ada di dalam sinetron, belajar menggunakan lampu belajar dalam keadaan gelap; yang pada akhirnya aku sadar kalau semua itu ga seindah di sinetron. Meja ini kuat. Sampai saat ini, aku masih bisa berdiri di atasnya tanpa ragu kalau meja ini akan rusak. Berbeda dengan meja-meja yang diproduksi jaman sekarang. Sekarang meja ini penuh dengan deretan buku-buku yang aku beli dengan gilanya yang entah kapan aku akan menyelesaikannya. Beberapa waktu lalu, meja ini diisi oleh tumpukan buku yang bercecekan, kaset PS2 dan sebuah konsol PS2.

Aku ingat. Aku membeli PS2 itu satu hari sebelum hotel JW Marriot dibom. Dulu aku beli konsol ini menggunakan uang sendiri; uang aku dan Dewa lebih tepatnya. Ketika berhasil membelinya, kami senang. Kami langsung mencoba game-game yang biasa dimainkan Dewa di rental sebelah. Aku merasakan kesenangan itu. Seiring berjalannya waktu, aku selalu menolak ketika Dewa mengajak main berdua. Aku capek. Aku ingin istirahat. Kenapa sih ngajakain aku terus? Gak bisa apa main sendiri? Itu yang ku pikirkan. Namun, setelah aku memindahkannya, aku ingin mengembalikan waktu. Aku ingin menerima tawaran-tawaran bermain game berdua. Sekarang aku dan Dewa seakan-akan sudah tidak satu lagi. Dia berubah menjadi anak remaja yang risk taking sedangkan aku berubah menjadi dewasa awal dan tidak berubah dalam hal menyia-nyiakan waktu.

Minggu, 16 Juni 2013

S(tuck)-rip-see

Berdasarkan penanggalan yang aku buat, tahun ini sudah memasuki hari ke 167 (kalau aku tidak salah hitung). Hampir setengah dari tahun ini sudah pergi dan setengah tahun ini pun harus dihadapi dengan (ya mungkin suram).

Senin, 13 Mei 2013

Dihukum Tuhan

Jadi, seperti ini lah kehidupan aku di Senin pagi. Bangun. tapi sudah tidak ada orang di rumah. Rasanya seperti sudah tidak ada orang lagi yang bisa kamu lihat ketika kamu bangun tidur. Aku memilih bangun "agak siang" bukan bukan menjadi suatu pilihan, tapi karena aku mau aku bangun jam segini. Aku selalu mengikuti bagaimana jam alami aku mengatur tidur ku karena aku tau nanti, selama di kota sebelah aku ga akan bisa tidur mengikuti jam alami aku. Terdengan cliche memang, tapi ya bagaimana lagi, aku merasa hanya di rumah aku bisa berbaring tanpa semua pikiran yang mengganggu.

Akhir-akhir ini mungkin aku sedang dihukum oleh Tuhan. Dihukum secara fisik dan psikis. Bagaimana tidak, seharusnya di masa-masa ini aku harusnya lebih menjalankan ibadah agar diberikan kelapangan dan kelancaran. Namun, aku malah "sering bolos" di kegiatan beribadah. Entah apa yang aku pikirkan, tapi aku lagi ingin sendiri, bahkan sendiri tanpa Tuhan dan malaikat. Egois. Memang. Aku sendiri ga tau kenapa aku begini. Kalau dilihat kehidupan aku makin membaik. Tepatnya kehidupan di luar aku. Tapi, aku merasa semua hal itu membuat kehidupan aku semakin memburuk. Kadang aku bertanya, "Tuhan, kenapa kau tetap menmberikan aku hidup padahal aku selalu menjadi hamba-Mu yang lalai?". Pertanyaan ini sering aku ajukan setelah kepergian teman, Aziz. Mungkin bahkan lebih lama, Uli. Kenapa harus mereka? Kenapa ga aku? Aku... lelah. Aku sirik sama mereka karena mungkin (kalau) kita ketemu lagi, mereka akan tetap berada di usia mudanya, sedangkan aku mungkin menjadi seorang pria bertubuh bungkuk, berambut putih, bergigi ompong, dan banyak flek hitam yang memenuhi tangan, muka, dan badanku.

Rabu, 20 Februari 2013

Woles

Woles. Satu kata yang sampai saat ini aku masih belum mengerti diambil dari mana. Hipotesa aku kata tersebut diambil dari kata slow yang kemudian dibalikan menjadi wols. Karena wols susah dibacanya, akhirnya disisipkan lah huruf e di antara huruf l dan huruf s dan ta da jadi lah kata woles.

Entah bagaimana beberapa bulan terakhir aku selalu dihadapkan dengan permasalah yang ga nyantai, yang mengharuskan aku untuk ikut ga nyantai juga. Bagaimana engga, dalam enam bulan terakhir, aku terserang penyakit yang sama dua kali, dan dikarenakan sistem imun aku yang rendah, penyakit itu pun bertahan cukup lama dalam tubuh ringkih ini.

Permasalahannya adalah, tidak ada yang bisa membuat aku nyantai dengan permasalahan-permasalahan yang ada. Temen-temen cuma bisanya menuntut dan menagih, sudah selayaknya tukang tagih uang yang sering melipatgandakan bayaran, apa lagi orang tua, tidak sedikit pun menenangkan, dengan selalu bertanya, "kapan lulus?" "kamu mau nerusin kerja dimana?" dan sebundel pertanyaan lainnya yang bisa bikin aku ga nyantai, ketika aku disenggol, aku akan menerkam. Coba saja orang tua aku merasakan bagaimana sulitnya, bagi aku, kuliah di psikologi. Terkadang ingin start over semua, kita mulai lagi dari angka nol dan aku kembali berjuang untuk memperbaiki semua yang ada, kalau saja.

Minggu, 23 Desember 2012

Lelaki Mapan

Entah kenapa dalam beberapa hari terakhir selalu kepikiran tentang memiliki pacar, menikah, dan segala hal yang berbau tentang pasangan. Hal ini cukup mengganggu pikiran, padahal dulu aku gak terlalu memikirkan hal ini, intinya dulu prinsip aku adalah aku bakal memilih satu wanita dan wanita itu akan menjadi yang pertama dan terakhir dalam kehidupan aku. Aku ga suka dengan nikah-cerai. Untuk apa? Buat ngabisin dana tahunan yang di kasih sama pemerintah? eh

Well, singkat cerita, tadi malam tepatnya ada sebuah akun di twitter yang menamakan dirinya @felixsiauw men-tweet beberapa hal tentang "pasangan", yang mungkin sebenarnya ditujukan untuk para wanita, dan tanpa dia sadari, semua tweetnya semalam menampar satu pria di sebelah sini. Berikut saya berikat cuplikan tweetnya semalam. Bacanya dari bawah ya, biar oke ;)

Kamis, 20 Desember 2012

"aku mau jadi pacar kamu.."

Malam ini baru saja diwarnai oleh suatu prosesi yang disebut "nembak" Mungkin akan muncul respon "Akhirnya, Rangga" atau "Sama siapa, Rang?" atau mungkin pertanyaan lainnya. Well, kalian jangan terlalu senang dulu karena hal tersebut tidak terjadi pada aku. Damn!

Kamis, 07 Juni 2012

Sometimes..


Sometimes, the only thing that I want to do to the people with short-minded is eating them, chewing them, and then swallowing them. I wish I could do that..

**

teaser: #kode episode 5

Sabtu, 22 Oktober 2011

Stalking! (dan sedikit bagian dari "kode" bagian 3)

Sepertinya dunia per-stalking-an adalah bagian dari diri aku. Aku pasti ga tahan dalam sehari jika tidak melakukan hal ini (akhirnya aku mengumumkan kepada dunia kalau aku tukang stalking! Puas lu pada!?). Kebiasaan ini mungkin tidak bisa hilang begitu saja karena hal ini bermula sejak SMA. Sejak SMA itu aku baru mengenal dunia jejaring sosial dan pada akhirnya aku mendapatkan kenikmatan stalking. Mungkin kalau kata Freud (bener ga ya?) 5 tahun pertama dari seorang individu adalah masa-masa krusial (kayanya salah deh -,-), dan hal ini berlaku pada kejadian aku berkenalan dengan dunia per-jejarsos-an! 5 tahun pertama menentukan, akan menjadi individu seperti apa kamu jika berada di dunia maya.. Dan selamat, tahun ini adalah tahun keenam aku berada di jejarsos dan kabar buruknya adalah 5 tahun pertama aku sudah terlewatkan dan aku sendiri menarik kesimpulan bahwa perilaku stalking ini akan terbawa sampai akhir hayat.. (,,,)

**

Berawal dari kebiasaan "add as a friend" kakak kelas waktu SMA (walaupun gak kenal). Kalau di infonya ada keterangan "SMAN 2 Cimahi" dsb, PASTI aku add dan entah kenapa aku mendapatkan kepuasaan ketika nama aku berada di friendlist orang-orang(?). Hal ini menjadi super random ketika menginjak bangku perkuliahan! Kebiasaan ini semakin berkembang dengan cara melihat semua foto yang dimiliki para angkatan atas. Sungguh mengerikan memang. Mengerikan sampai aku men-stalking dosen muda yang "super" dalam hal perkuisan..Kalau lagi bosen kuliah, buka HP, terus buka facebook, terus buka foto-foto ************************************ dan galau.. Err.. Dinamika anak muda memang..

Pagi ini aku membuka sebuah profil alumni Psikologi Unpad dan muncul lah perasaan iri. Dia muda. Dia bahagia. Dia (sepertinya) kaya. Dan. Dia beristri.. *sigh* memang berat menjadi seorang remaja yang selalu melihat ke atas padahal masih ada orang-orang yang ada di bawah kita dan ketika terjatuh, kita akan merasa sakit karena kita tidak tau apa yang ada di bawah kita. Ya, tapi ga salah kok liat ke atas untuk jadi bahan Motivasi. Motivasi apa emang, Rang? Motivasi nyari istri??

**

Mungkin agak menyimpang dari judul, tapi perlu diketahui aku udah ga mikirin siapa "kode" dan apa yang dia suka dari aku. Sebagai cowo, mungkin cuma aku satu-satunya orang di dunia yang mengakui aku GALAU ketika aku galau (di antara sekian miliar cowo di dunia). Tapi, perlu diketahui, cowo juga bisa galau. Siapa aja?? Errr... Aku... Aku... Dan aku...

Seorang teman mengatakan hal ini ke aku saat aku curhat tentang si "kode" dan si "target":
"Kamu itu orang baik, Rang. Sebagai temen, aku gak mau kalau kamu dapet cewe brengsek"
Entah kenapa, orang-orang begitu perhatiannya sama aku (GR aja lu mah, Rang). Seorang teman lagi mengatakan, kenapa ga dicoba aja? HEY!! You think a relationship bisa dibuat coba-coba?? ya, mungkin bisa sih, tapi itu menyakiti 3 pihak: pihak aku; pihak dia; dan pihak yang menjadi fans aku. Aku masih ragu. Ragu.. Ragu.. Ragu.. Kalau kata Rihanna mah "We found love in the hopeless place.. We found love in the hooooopppeeeeeeeless placeeee..", semoga aja aku menemukan "hopeless place" aku..

*dan postingan ini berakhir dengan random*

Jumat, 16 September 2011

Kode, bagian 2

Sedikit, demi sedikit, rahasia "kode" pun sudah terungkap. Baik itu benar atau pun salah. Kalimat yang dilontarkan oleh salah seorang teman memang benar, "Kalau gua kasih tau, lu mau ngapain?". Walaupun bukan dia yang ngasih tau aku tentang si "kode" ini, mungkin kalimat dari dia dapat sedikit di-revisi menjadi, "Setelah lu tau, lu mau ngapain?".

Setelah memikirkan dengan seksama dan menduga-duga apa wujud "kode" yang sebenarnya, akhirnya aku pun mulai menduga-duga:
  1. Apa "kode" itu?
  2. Siapa "kode" itu?
  3. Mengapa "kode" memberikan "kode"-nya pada aku?
Sedikit membingungkan. Aku menduga kalau aku sedang "disukai". Silakan interpretasikan kata tersebut dengan bahasa masing-masing.

Singkat cerita, aku agak sedikit parno dengan kata "disukai". Mengingatkan aku dengan sebuah kejadian di masa SMA yang berhubungan "disukai" dengan permen bertuliskan I Love You. Karena jaman sekarang gak musim dengan permen-permen yang mengungkapkan kata-kata hati, jadi kemungkinan kedua bisa dihapuskan. Namun, sekarang adalah era digital, mungkin saja kemungkinan kedua itu bisa berganti melalui media-media lain, yang mungkin bisa lebih menyeramkan daripada sebuah permen. Karena hal itu lah, sejak saat itu sampai sekarang agak sedikit trauma dengan permen yang bertuliskan kata-kata hati, apalagi kalau permen itu menyediakan fasilitas untuk menuliskan kata-kata hati itu secara manual.

Oke, singkat cerita, kita tunggu kelanjutan kisah kode ini, bagaimana akan berlanjut..

Rabu, 14 September 2011

Kode

Gimana sih rasanya jika kamu adalah satu-satunya orang yang diberikan kode dan kamu tidak mengerti kode yang diberikan teman-teman kamu?

Oke, semua ini berawal dari balasan tweet seorang teman yang bunyinya gak jauh dari gini: banyak orang yang suka sama kamu kok #kode. Oke, awalnya aku kira ini semua main-main dan pada akhirnya, tweet tersebut menyisakan sebuah misteri dan antusisme dari penjaga linimasa.

Penjaga linimasa atau bahasa kerennya timeline keeper adalah seseorang, baik pengguna BB ataupun bukan, yang tidak melakukan update di twitter dan yang mereka lakukan adalah orang yang hanya membaca, merefresh, membaca, dan mengulangi pola tersebut selama berada di linimasanya masing-masing. Hal yang perlu diketahui adalah, tidak sedikit orang yang berperan menjadi penjaga lini masa. Pada kenyataannya, bukan orang-orang Psikologi Unpad saja yang berperan menjadi penjaga linimasa.

Hal ini berlanjut ketika aku, Risa Harisah, dan Rizka Safitri digosipkan jadian (dan tentunya bukan-kita-bertiga yang jadian. Ya, ceritanya, gosip itu menyebar kalau kita bertiga jadian dengan pasangan masing-masing. Perlu diklarifikasi bahwa semua ini berawal dari kerusuhan para penjaga linimasa. Tweet ini berawal dari tweet yang aku update yang secara tidak sengaja tertulis dan mendapatkan respon dari Riri (nama panggilan Risa Harisah). Setelah itu, aku membalas responan Riri yang awalnya ingin nyindir Riri, tapi berakhir dengan gosip yang enatah bagaimana Jonti (nama panggila Rizka Safitri) terbawa ke dalam hembusan gosip ini..

Dan.. "Kode" pun aku dapatkan dari seorang teman dekat aku. Awalnya mungkin berawal dari kepusingan aku yang aku tampilkan ke hadapan publik. Kepusingan ini bukan bukan merupakan permasalahan "kode", tapi karena hal lain yang selanjutnya tidak akan dibahas dalam postingan ini. Dia memancing aku biar "sadar" akan "kode" itu. Awalnya dia basa basi tentang orang-yang-disuka.. dan berakhir di Januari "kode" itu sendiri. Saat aku bilang bahwa aku benar-benar tidak bisa membaca "kode" itu dan aku minta dia kasih tau aku tentang permasalahan "kode" itu, dia langsung menjadi tokoh filsafat Fapsi Unpad dengan berkata, "kalo gue kasih tau (secara langsung) kode itu, lo selanjutnya mau ngapain?". Oke, karena aku udah tau karakteristik dia kaya apa, akhirnya aku pun mengakhiri pembicaraan tentang "kode" itu dan memikirkannya sendiri.

Mungkin aku bukan orang yang peka untuk diri aku sendiri. Sedikit percaya diri bahwa perlakuan yang aku berikan kepada setiap orang memberikan respon yang berbeda (teori Skinner apa Watson, ya??). Sehingga, aku mohon maaf kepada semua orang yang memberikan "kode-kode" itu karena aku sendiri belum bisa membuka diri untuk orang lain.

죄송합니다
*deep bow*

Kamis, 21 April 2011

I'm Going Crazy, I'm Losing My Mind

Study Break 2011, Nostalgia
 
Tidak terasa, Semester 4 sudah berjalan setengah jalan. Entah kenapa aku tidak merasa belajar selama semester ini. Hari ini aku sedikit dipukul oleh nilai UTS Psikologi Pendidikan. 46. Begitu buruknya kah aku? Aku sih ngerasa agak bisa (dan tentu saja berhipotesis kalau nilai aku tidak seburuk itu). Sebelumnya, selamat kepada teman-teman di kelas 12 seluruh Indonesia yang sudah menyelesaikan UN dengan sangat awesome!! Welcome to the club. LOL

Kembali kepada kehidpan yang nyata. Hari ini, Kamis, adalah hari terakhir di minggu ini aku dan teman-teman yang lain kuliah. Entah kenapa sebabnya, dan akhirnya aku tahu kalau besok adalah Paskah. Berhubung tidak tersedia kalender dengan hari raya-nya, maka bisa jadi saya menjadi manusia terakhir di bumi yang tidak tahu kalau besok adalah hari libur nasional. Dan kemudian, hal yang paling mengerikan adalah, aku mulai saja kembali ke jurang asmara. Aku mulai menyukai seorang wanita yang, entah kenapa, aku suka. Hal yang sangat menggembirakan karena aku normal (?). Sebenarnya aku belum tahu kalau ini artinya suka atau cuma sekedar suka. Ya, semuanya berakhir di kata suka. Biarkan waktu yang menginterpretasikan kata-kata aku. Jadi inget, kata interpretasi sampai dijadikan bahan revisi oleh Mbak Yanti. Seharus detail itu kah? Apakh kita harus mencari definisi konseptual dan definisi operasional dari kata interpretasi? Apakah aku harus mencari defini-defini yang berkaitan dengan kata SUKA?

Another topic, 29 April 2011, kuran lebih seminggu lagi. Maka dari itu, kosongkan jadwal kalian pada hari tersebut untuk datang di Study Break. Kalian akan melihat segala hal yang berbau Nostalgia. Ber-nostalgia lah kalian sebelum semua itu dihilangkan..

Jumat, 01 Oktober 2010

Apa Yang Terjadi

Harus disadari bahwa orang yang tidak mempelajari ilmu psikologi, tidak akan mempunyai mindset seperti orang-orang yang mempelajari psikologi. Itu terjadi dalam kehidupan saya sekarang. Tanpa membedakan ras (baca: kulit hitam kulit putih fakultas). Apa yang dikatakan oleh Bang Hatta ada benarnya. Orang yang mempelajari kambing, akan bertindak seperti kambing. Sedangkan, orang yang mempelajari manusia, akan bertingkah layaknya seorang manusia. Hanya itu yang sekarang aku terapkan dalam kehidupan aku, setelah dari dulu aku tidak setuju dengan pernyataan itu. Tapi, itu nyata.

Di sini aku tidak akan menyebutkan siapa yang sedang aku perbincangkan. Aku aku akan menyebut siapa-yang-sedang-dibicarakan menjadi kata ganti MEREKA. Ya, mereka ada di sekitar aku. Aku hampir setiap hari bertemu mereka. Aku dekat dengan mereka. Tapi, dalam kenyataannya, aku tidak pernah sekali pun berbicara dengan mereka. Itu wajar. Awalnya, aku memang bukan tipe orang yang bisa membuka diri kepada orang yang baru aku temui dalam hidup aku. Tapi, setiap ada kesempatan untuk membuka diri, aku selalu (secara tidak langsung) ditolak. Aku juga merasa aku selalu menjadi bahan olokan mereka, walaupun aku bertingkah menjadi orang bodoh dengan cara tidak merespon mereka, tidak tahu apa yang sedang mereka perbincangkan. Mungkin mereka menginginkan kalau aku ikut bergaul dengan mereka, tapi aku tidak ingin. Kenapa?
  1. Mereka sering menukar barang pribadi aku dengan barang entah-milik-siapa.
  2. Mereka tidak menghargai waktu.
  3. Mereka tidak pernah menghargai orang lain di sekitarnya (terutama aku).
  4. Mereka tidak mempunyai etika dalam berbicara.
Mungkin itu adalah salah satu individual differences. Tapi, terserah deh apa mau mereka. Yang jelas, aku gak akan pernah bisa dikalahkan begitu saja, dengan mudahnya akan menyingkir dalam kehidupan mereka. Suatu saat aku akan melakukan sesuatu yang tidak akan mereka prediksikan sebelumnya.
Setiap tindakan akan membuat respon yang berbeda pada setiap orangnya. Jika orang itu menjauh dari lingkup pergaulan, kamu harus mengetahui apa yang membuat orang tersebut menjauh dari pergaulan. Jangan menghakimi dari luarnya saja.

Kamis, 24 Juni 2010

Sedikit Yang Bisa Membuat Tersenyum

Selamat Anggi Septia Nizarwan. Kabar yang kau berikan membuat aku tersenyum, setidaknya. "Gue seneng kalo bisa liat Lo seneng" :)

Selasa, 15 Juni 2010

Jatuh Cinta

Semalam aku melakukan sharing (via MSN) dari hati ke hati (halah) dengan seorang teman. Jujur, sebenarnya aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya aku katakan. Seperti kepribadian lain dari diri aku yang berbicara. Topik yang kita bicarakan adalah kedekatan dia dengan seorang wanita yang dianggap oleh orang lain itu main – main saja. Aku beri tahu semua tanggapan orang tentang kedekatan dia dengan wanita yang sedang dia “gilai” dan aku yakin sebenarnya dia bingung dengan apa yang aku bicarakan dengan dia. Mungkin bisa juga dia berpikir kalau aku lagi mabok. Dia pun menerka – nerka siapa yang mengatakan hal – hal yang negative tentang dirinya, tapi aku yakinkan dia untuk tidak mendengarkan mereka dan hanya mendengarkan apa yang ada dalam hati dia dan hanya perkataan aku saat itu. Mungkin dia terlalu memperlakukan wanita yang dia “gilai” secara umum. Sehingga, banyak anggapan miring terhadap dirinya. Setelah serangkaian kata – kata formal terketik begitu saja, akhirnya dia galau (aku juga sebenarnya). Tapi, aku juga bingung. I’m not a love expert. Sehingga, aku pun tidak dapat menentukan apa yang harus dia lakukan. Aku hanya mengamati. Aku hanya mengutarakan apa yang aku lihat selama ini. Awalnya dia memaksa untuk menyamakan persepsi tentang siapa wanita yang sedang dia “gilai”, tapi aku bilang dengan gombalnya (emang udah dasarnya tukang gombal), “Selama kamu percaya sama aku dan aku percaya sama kamu, kita gak akan beda persepsi”. Dan berangkai – rangkai kata pun keluar sampai dia mengeluarkan sendiri siapa wanita yang dia sedang “gilai”. Jawaban pun 100% tepat! JACKPOT!! Aku juga menceritakan bagaimana respon si wanita terhadap apa yang dia lakukan kepadanya. Perhatian lebih, dan lain – lainnya layaknya orang yang PDKT. Perbincangan pun berlanjut hingga jam 2 pagi yang sebenarnya menghancurkan jadwal aku yang berniat untuk tidur jam 11an.

Setelah perbincangan yang cukup menegangkan itu, akhirnya kau menunjukan kegalauanku (yah, luntur deh semua wibawa yang tadi dibangun). Aku ingin terus berkoar, dia mempersilakan. Tapi, aku bingung harus mulai darimana karena mungkin kalian tahu sendiri bagaimana aku. “Dari awal aja”, itu yang dia bilang. Tapi, akhirnya aku memutuskan untuk tidak mengeluarkan apa – apa seperti biasa.Malam itu pun berakir dengan handphone yang hang -,-

Sabtu, 29 Mei 2010

Sederhana?

Ketika disodorkan pertanyaan, "kenapa kamu mau pindah?". Aku selalu tidak dapat menjawab. Ketika disodorkan pertanyaan, "kamu ga betah di sini?". Aku selalu tidak dapat menjawab. Ketika disodorkan pertanyaan, "kamu ada masalah antar-individu di sini?". Aku tidak dapat menjawab pula. Ketika seseorang bertanya, "aku kurang begitu bersahabat dengan kamu, ya, sehingga kamu ga betah?". Aku bisu. Aku tidak dapat menjawab. Kenapa harus seperti ini? Kenapa? Setidakberpendiriannya kah aku sampai pertanyaan sederhana seperti itu tidak dapat ku jawab? Ah, lama-lama lelah juga hidup tanpa alasan yang pasti T.T

Selasa, 25 Mei 2010

Arti Sayang

Aku cuma mau bilang banyak hal :

Rangga sayang 2009..
Rangga sayang Anggi Septia Nizarwan..
Rangga sayang Rully Syahrul Akbar..
Rangga sayang Melodytyawan..
Rangga sayang Deri Darusman..
Rangga sayang Abdul Goni Sulton Chamdun..
Rangga sayang Ahmad Abdul Aziz..
Rangga sayang Dian Prasetyo..
Rangga sayang Fauzi Abdurahman..
Rangga sayang Muhammad Ridwan..
Rangga sayang Aditya Indra..
Rangga sayang Lasio Sembiring..
Rangga sayang William Petra..
Rangga sayang Gede Ngurah Ananda..
Kalian semua adalah cowo-cowo TERMACHO dan saudara-saudara TERBAIK YANG AKU MILIKI.

Rangga sayang Rizka Safitri..
Rangga sayang Juliana Manurung..
Rangga sayang Annisa Ninggorkasih..
Rangga sayang Ika Rachmawati..
Rangga sayang Arlita..
Rangga sayang Stefani Anggun..
Rangga sayang Vamela Priscilia..
Rangga sayang Dewi Kustiningrum..
Rangga sayang Nurlelita Sudrawati..
Rangga sayang Aida Yuni..
Rangga sayang Annisa Laksmi..
Rangga sayang Dea Willy..
Rangga sayang Raden Gerhana..
Rangga sayang Nuri Handayani..
Rangga sayang Lita Ayu..
Rangga sayang Aktaria Linanda..
Rangga sayang Afinissa Rasyida..
Rangga sayang Felicia Ilona..
Rangga sayang Nabila Nataza..
Rangga sayang Gabe Taruli Yoshiko..
Rangga sayang Marsha Alesandra..
Rangga sayang Dina Silvana..
Rangga sayang Yurdhinda Aprilia..
Rangga sayang Annisa Dewasa..
Rangga sayang Febrina Maharani..
Rangga sayang Tekstidinegari Thaufik..
Rangga sayang Arlina Oktaviani..
Rangga sayang Rini Dwi..
Rangga sayang Syifa F..
Rangga sayang semua-semua-semua-semua 2009.. Maaf, Rangga belum bisa menuliskan semua. Sayang Rangga ke kalian tiada batas! :*

xoxo

Senin, 08 Februari 2010

Arti Sapaan

Hari pertama kuliah, amazing. Kangen sama kondisi-kondisi belajar dan hang out di Jatinangor. Dimulai dengan mengepel kamar kostan yang debunya berkerak dengan sangat mengerikan! Membentuk sebuah pulau yang membentang dari sabang sampai merauke. Gila. Kamar ini ditinggalin semenjak libur sebelum UAS dan akhirnya disatronin lagi hari ini! Saya ulangi, HARI INI..


Hari ini, aku bertemu dengan orang. Ntah kenapa aku suka ngeliatin wajah dia? Dia.... Menawan :) Ntah apa kata yang menggambarkan Dia. Dia beda, aku ingin tau lebih tentang dia. Pertemuan yang sangat, ntah mengapa, sangat manis. Sangat menyenangkan. Sangat indah. Sangat tak tergambarkan. Ingin aku bilang, "hey!", tapi aku tak mampu (gombalisme ini akan di-skip dengan sendirinya)

Mungkin kalau aku menyapanya tadi, hubungan kita akan berubah dari "tidak kenal" menjadi "kenal". Namun, apa daya, hanya senyuman yang terlempar. Oh My GOD! I'm so happy. It's really-really-really GAY!! :)



nb : cari arti kata "GAY" dalam kamus :)

Jumat, 30 Oktober 2009

Dilema

Entah kenapa, aku jadi bingung. Aku bingung tentang arti persahabat. Aku cuma ingin menjadi seseorang yang bersahabat dengan orang banyak. Aku pindah dari yang satu ke yang lainnya. Dan sekarang dilemanya! Aku kurang sreg bergabung sama genk rame gara-gara aku udah menghabiskan beberapa hari sama genk biasa tapi cemerlang. Padahal sebelumnya aku lebih sering bergaul dengan genk rame. Dan tadi malem saat makan bareng genk rame, aku jadi kaya kambing conge dikebiri! Parah.. Dan aku sedikit menyesal karena tadi aku ninggalin genk biasa. Mereka lagi rame-ramean sama anak 06. Jujur, aku kecewa dan bingung. Ingin marah.. Tapi untuk apa? Aku ga bisa ngapa-ngapain lagi. Bener kata dessy, jadi sosial addict tuh bakal cape banget. Bahkan di saat jatuh ga ada yang nolongin kita. Lebih baik pilih satu genk buat kedepannya! Dan itu terjadi di kehidupan aku sekarang. Hey, i'm a social addict~ but, no one will care about you. They think you are the fucking asshole who is jumping everytime. Ok, that's my bad. I just want to make some friendship out there!

KESIMPULAN : pilih lah teman yang kamu anggap nyaman dan ber-genk ria lah sebelum kalian menjadi seperti saya!

Terima kasih

Minggu, 23 Agustus 2009

H 2 : Panaasss..

Ok, sebelumnya, aku punya hutang untuk menunjukan gambar hasil kerja saya bersama teman - teman. Maaf, yang petanya belum aku foto. Next time okey :)
yang ini name tag :D
------------------------------------------------------------------
kalo yang ini Buku Perkenalan
-------------------------------------------------
ok, emang sih untuk gambar buper agak sedikit alay dengan polkadot itu, tapi, itu aku ngerjainnya 4 jam men. Gila aja da. hahaha demi FAPSI nih..
**
Aku lagi marah - marah nih. Kagak tau kenapa. Pengen aja. Berasa semua orang tuh nyebelin banget lah. Tadi pagi aja aku udah marah - marah. Janjinya kan kemaren tuh kita pindahan. Eh, ini langsung we di cancel dan berubah jadi hari ini. JELAS!!! hari ini aku kagak bisa. Aku ngerjain karangan yang fuck banget buat PMB. Well, kalo bukan buat PMB, pasti udah aku sobek - sobek dan marah - marah. Sekalian aja sampe depresi, terus ada saluran yang tersumbat dan akhirnya buat video teriak - teriak karena depresi sambil joged - joged. Bayangin deh kalo aku sampe kaya gitu... Engga depresi aja udah autis, apalagi ntar pas depresi???
**
Next, aku lagi bingung mau buat apa untuk karangan psikologi. Sumpah, aku mah masuk jurusan psikologi teh cuma angan - angan tau. Eh, tataunya masuk jurusan ini. Sepertinya aku orang paling bodoh di fakultas ini. hikso. Wlalupun begitu, aku harus bisa mengejar!! Masa gak bisa?? Perubahan waktu SMA juga bisa, dari Rangga "tukang-remed" pas kelas 1 menjadi Rangga "peringkat-1-UN-12-IPA-4". Kenapa sekarang gak bisa dari Rangga "yang-kesasar-masuk-psikologi" menjadi Rangga "lulusan-terbaik-psikologi-UNPAD" ??? Okey, semangat, Rangga :)