“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water

Rabu, 14 September 2011

Kode

Gimana sih rasanya jika kamu adalah satu-satunya orang yang diberikan kode dan kamu tidak mengerti kode yang diberikan teman-teman kamu?

Oke, semua ini berawal dari balasan tweet seorang teman yang bunyinya gak jauh dari gini: banyak orang yang suka sama kamu kok #kode. Oke, awalnya aku kira ini semua main-main dan pada akhirnya, tweet tersebut menyisakan sebuah misteri dan antusisme dari penjaga linimasa.

Penjaga linimasa atau bahasa kerennya timeline keeper adalah seseorang, baik pengguna BB ataupun bukan, yang tidak melakukan update di twitter dan yang mereka lakukan adalah orang yang hanya membaca, merefresh, membaca, dan mengulangi pola tersebut selama berada di linimasanya masing-masing. Hal yang perlu diketahui adalah, tidak sedikit orang yang berperan menjadi penjaga lini masa. Pada kenyataannya, bukan orang-orang Psikologi Unpad saja yang berperan menjadi penjaga linimasa.

Hal ini berlanjut ketika aku, Risa Harisah, dan Rizka Safitri digosipkan jadian (dan tentunya bukan-kita-bertiga yang jadian. Ya, ceritanya, gosip itu menyebar kalau kita bertiga jadian dengan pasangan masing-masing. Perlu diklarifikasi bahwa semua ini berawal dari kerusuhan para penjaga linimasa. Tweet ini berawal dari tweet yang aku update yang secara tidak sengaja tertulis dan mendapatkan respon dari Riri (nama panggilan Risa Harisah). Setelah itu, aku membalas responan Riri yang awalnya ingin nyindir Riri, tapi berakhir dengan gosip yang enatah bagaimana Jonti (nama panggila Rizka Safitri) terbawa ke dalam hembusan gosip ini..

Dan.. "Kode" pun aku dapatkan dari seorang teman dekat aku. Awalnya mungkin berawal dari kepusingan aku yang aku tampilkan ke hadapan publik. Kepusingan ini bukan bukan merupakan permasalahan "kode", tapi karena hal lain yang selanjutnya tidak akan dibahas dalam postingan ini. Dia memancing aku biar "sadar" akan "kode" itu. Awalnya dia basa basi tentang orang-yang-disuka.. dan berakhir di Januari "kode" itu sendiri. Saat aku bilang bahwa aku benar-benar tidak bisa membaca "kode" itu dan aku minta dia kasih tau aku tentang permasalahan "kode" itu, dia langsung menjadi tokoh filsafat Fapsi Unpad dengan berkata, "kalo gue kasih tau (secara langsung) kode itu, lo selanjutnya mau ngapain?". Oke, karena aku udah tau karakteristik dia kaya apa, akhirnya aku pun mengakhiri pembicaraan tentang "kode" itu dan memikirkannya sendiri.

Mungkin aku bukan orang yang peka untuk diri aku sendiri. Sedikit percaya diri bahwa perlakuan yang aku berikan kepada setiap orang memberikan respon yang berbeda (teori Skinner apa Watson, ya??). Sehingga, aku mohon maaf kepada semua orang yang memberikan "kode-kode" itu karena aku sendiri belum bisa membuka diri untuk orang lain.

죄송합니다
*deep bow*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think??