“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water

Minggu, 24 Maret 2013

Tanggung

Tanggung.

Semua yang ada di dalam hidup aku gak pernah ada yang tuntas. Tanggung. Iya, gak nyampe klimaks, kalau bahasa kerennya. Pemikiran ini sebenarnya sudah ada dari berjuta-juta jam yang lalu, namun semakin tergugah ketika pertanyaan ini terlontar beberapa hari yang lalu.

Alkisah, suatu siang, aku sedang makan siang (setelah sepagian bekerja mencari uang untuk menutupi "utang"), kami pun berceloteh dan seorang teman mengungkapkan kalau dia tidak bisa melakukan suatu aksi (aksi ini sangat sulit dijelaskan dengan kata, namun singkatnya kamu mengetukan jari kelingking, manis, tengah, telunjuk secara berurutan dan kemudian kembali ke kelingking lagi dan seterusnya hingga kamu bosan melakukannya; ibu jari tidak terlibat dalam aksi ini). Dia mengatakan, "Aku ga bisa kaya gitu? Kenapa ya? Emang kalian pada latihan piano ya?". Dengan otomatis aku menjawab, "Tapi ya, aku kalau main keyboard kaku bangen, susah lah menjangkau tuts satu ke tust yang lainnya". Pertanyaan muncul dari seorang teman, yang memaksa untuk dijawab, namun rasanya seperti ditodong, "Lu les keyboard juga? Lu segalanya dilakuin ya". Dan aku menjawab dengan enteng, Dan akhirnya aku berhenti les karena ga punya keyborad. Keteteran latihannya".

Itu satu.

Ketanggungan lainnya adalah aku pernah mempelajari bahasa German, Prancis, Jepang, dan Mandarin, TAPI semuanya berbuah tanggung. Aku cuma belajar basic  dan kemudian aku ga kuat karena ga ada temen  buat diajak belajar, karena semua yang otodidak membutuhkan effort yang lebih. Selanjutnya les bahasa Inggtis, ga aku terusin padahal aku sedang berada di level akhir. God! Terdengar useless semua yang telah aku pelajari namun nanggung itu. Semoga limpahan rahmat-Nya selalu menyertaiku :|

Kamis, 21 Maret 2013

JKT48

Oke, jadi ceritanya kemarin secara kebetulan aku ngelirik sebuah (mungkin dua buah karena ada Tipe A dan Tipe B) dari CD JKT48. Awalnya cuma ngeliatin doang, apa bedanya yang Tipe A sama Tipe B. Setelah dicek perbedaannya hanya ada bonus DVD untuk di Tipe A. Isi DVDnya itu hanya MV Heavy Rotation dan footage-footage yang aku ga ngerti apa. Aku pikir dengan perbedaan harga yang cukup besar (Tipe A Rp. 99.000; Tipe B Rp. 50.000), bagi aku ga worth buat dibeli yang Tipe A. Kalau kaya CD JLo yang Dance Again... The Hits, itu sangat terlihat jelas, dimana di DVDnya kamu dapet MV banyak hits dari JLo. Hanya video Heavy Rotation? Oh, come on, I can download it on youtube (walaupun yang JLo juga bisa, tapi rasanya dapet lebih banyak itu lebih oke). Faktor lain yang mendukung adalah aku termasuk salah satu orang yang hardcore banget dalam hal ngedownload. Bayangkan saya, dalam sehari aku men-download secara ilegal seluruh album Mariah Carey. Besoknya aku men-donwload secara ilegal lagi keseluruhan album Backstreet Boys. Tapi, aku ga bisa melakukan ini untuk produk dalam negeri (baca: penyanyi Indonesia). Aku lebih memilih untuk mendengarkannya di radio, jika aku suka, aku beli. Hal yang berbeda terjadi untuk artis barat dan korea. Aku download for free dulu, baru kalau aku suka aku beli. Pada akhirnya aku beli CD JKT48 yang Tipe B
CD JKT48 Tipe B
Di dalam CD Tipe B ini terdapat suatu formulir untuk mendapatkan special prize gitu dan dapet kartu member JKT48 (dan aku dapet kartu Nabilah, member bergigi gingsul dan unyu itu :3 -- foto menyusul). Aku baca formulir itu, pake bahasa inggris. Karena kemampuan bahasa inggris yang terbatas, aku pun bingung. Disebutkan kalau di salah satu bagian harus ditempelkan kartu, dan nanti dikirim untuk mendapatkan special prize (yang sampai saat ini aku ga tau apa). Kemudian aku berpikir, "Jadi, aku harus ngirimin kartu Nabilah ini? Kok aneh, nanti kalau fansnya Nabilah suka Nabilah (ya iya lah, masa suka Nikita Mirzani -_-) terus pengen dapet Special Prize, dia harus ngorbanin kartu itu yang didapet secara random?"

Minggu, 10 Maret 2013

The art of being a jerk

Jerk. Secara bahasa, diartikan sebagai brengsek.

Itu lah aku, beberapa hari ke belakang, mungklin minggu, bisa jadi bulan, atau tahun. Mungkin, selama ini aku telah menjadi kata ini, tanpa aku sadari. Pada akhirnya, aku baru menyadari kalau aku emang brengsek: ga ngasih kepastian buat cewe yang nembak aku, ga ngasih respon dari kode-kode yang dikasih, ga pernah bilang aku suka kamu secara tegas, kabur dari kewajiban-kewajiban akademik maupun non-akademik, me-skip skripsi, dan masih banyak yang (mungkin) ga aku sadari.

Mungkin kita perlu meluruskan dulu: apa kriterianya ketika seseorang dianggap sebagai jerk?

Jumat, 01 Maret 2013

I'm not Arguing...


Rasanya, tweet 9gag yang satu ini pas banget dengan apa yang ada di pikiran aku, I'm not arguing, I'm explaining why I'm right.

Semua ini kembali ke masa KKN dimana pada malam terakhir, kita main jujur-jujuran dan kita nulisin kesan, pesan, wejangan, dan sejenisnya untuk teman-teman yang lain, dan di salah satu kertas, yang ditujukan untuk aku, ada hal yang berbunyi, kalau debat sama rangga ga pernah menang (begitu lah intinya, kata-kata sebenarnya aku lupa).

Sebenarnya, aku ga bermaksud loh untuk mendebat semua pernyataan. Aku terkadang bingung juga, kapan aku berdebat? Aku gak berdebat, tapi aku cuma ngejelasin hal-hal yang memang ada di pikiran aku. Mungkin karena ini lah disebutkan mengapa manusia itu berbeda-beda, kepribadiannya berbeda, persepsinya berbeda, sampai proses mentalnya pun akan berbeda juga..