“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water

Kamis, 18 November 2010

Badai Es

Kejadian yang membingungkan terjadi sore ini saat mata kuliah statistika 3. Sebuah bunyi muncul dari salah satu AC yang ada di lab. komnputer. Sangat mengerikan. Sangat mencekam. dan tanpa diduga hadir lah....... BERBONGKAH-BONGKAH ES BATU dari dalam AC tersebut.

-________-"

Sabtu, 13 November 2010

Tolong, Saya Terperosok dan Sangat Gelap Di Dalam Sini

Saya sedang melakukan bedrest yang terbilang cukup asoy dimana saya menghabiskan seluruh waktu weekend saya di tempat tidur. Betapa indah bukan?? Setalah dua minggu saya digempur dengan semua kegiatan, akhirnya saya tumbang juga membawa segala penyakit hasil dari dua minggu tidak pulang kampung. Udara kampung memang berbeda (kampung di sini bisa diartikan sebagai "kampung" secara utuh atau kalian bisa menyebutnya kalau rumah saya memang berada di kampung). Seharian saya hanya menonton spongebob squarepants, melihat gosip Jupe dan Depe (yang terbilang lebay dan tidak masuk akal), dan berita Gayus yang keluar dari ruang tahanan (beserta jokes dimana kalau dia berlama-lama ditahan, maka kalau diam-diam keluar dari tahanan, dia akan sengsara dalam menggunakan wig yang cukup kedodoran). Hah, indahnya hidup dari pagi sampai malam tanpa ada tekanan.

Oh iya, saya lagi labil nih. Kenapa setiap materi yang diajarkan pada mata kuliah tertentu, muncul dalam kehidupan saya?? Saya takut terperosok (kalau memang sudah terperosok, saya tidak ingin lebih jauh). Sekarang juga saya sering menilai kalau teman-teman saya masih labil (teman-teman psikologi atau pun luar psikologi) dari update status yang mereka lakukan. Sungguh mengerikan ternyata kalau ternyata mereka masih terperangkap dalam dunia keremajaannya (naon deui) dan saya tidak membela diri saya kalau saya sudah dewasa atau lebih macho (dan apapun kata-kata yang bisa menggambarkan kemachoan). Sepertinya semakin dalam aku belajar di dunia ini, maka akan semakin sering aku men-judge orang secara toeri atau pun secara subjektif. Dipikir-pikir ngeri, ya?? -____-"

Kamis, 11 November 2010

Movie Review: Ramona and Beezus (2010)

Kali ini dimulai dengan kebahagiaan. Ya, semua orang ingin memulai dan menyelesaikan sesuatu secara menyenangkan. Seuatu sore, saya dan Arlita pergi ke sebuah toko DVD bajakan di kawasan Jatinangor yang terbilang komplit!! Niatnya hanya melihat saja (wacana umum: datang hanya untuk lihat, pulang membawa sekarung penuh emas). Tanpa diduga, saya melihat sebuah DVD yang sangat mencrang dari DVD kebanyakan. Seperti ada malaikat yang membisikan kepada saya untuk menoleh ke arah jam 10 saya dan saya pun nyaris teriak (dengan segala visualisasi yang dilebih-lebihkan) saya menemukan ini:




Demi calon istri, niat baik untuk menabung pun terpaksa runtuh dengan seiring berjalannya waktu. 

Setelah sampai di kostan, langsung aja saya menonton film yang membuat saya merogoh kocek cukup dalam (biar dramatis) dan saya sangat terdiam melihat betapa cantik dan sempurnanya Selena Gomez (pendapat subjektif).

**

Ya, film ini dimulai dengan adegan dimana Ramona (Joey King) bermain dengan seorang teman laki-lakinya (dan jangan harapkan saya untuk mengingat nama laki-laki ini) di sebuah tempat bermain yang dimana berada di sebuah sekolah. Scene berlanjut ke bagian dimana Ramona melakukan sesuatu yang konyol sehingga membuat dia mendapatkan surat peringatan (kalau gak salah, tapi kayanya gak gitu). Surat tersebut sampai ke tangan orang tuanya bersamaan dengan surat tagihan bank dan surat prestasi kakaknya, Beezus (Selena Gomez), yang penuh dengan nilai A (coba deh si Beezus kuliah di fapsi, akan kah dia menyaingi salah satu teman saya yang pindah ke STAN??). Bagaikan sayur dan garam (analogi yang tidak tepat) menggambarkan bagaimana karakter Ramona dan Beezus yang saling bertolak belakang. Konflik dimulai ketika ayah mereka (lupa namanya) dipecat dari pekerjaan yang membuat seluruh anggota keluarga yang lain khawatir. Akhirnya, ayah mereka mencari pekerjaan ke sana sini dan istri serta Ramona melakukan sesuatu semampunya agar mereka tidak meninggalkan rumah kesayangannya (sebenernya, si Ramona ini adalah salah satu anak ter-lebay yang pernah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa karena imaginasinya yang super tinggi). Dan, konflik demi konflik pun mulai berdatangan yang membuat film ini terasa datar (di samping Selena Gomez, tentunya). Konflik hanya dikemas secara wacana saja. Tidak ada konflik yang extreme yang membuat si tokoh utama ingin bunuh diri atau semacamnya.

Di samping konflik yang muncul, kisah cinta bibi Ramona dengan mantan pacarnya dan kisah cinta Beezus dan seorang pria ganteng (dan aku harus mengakui lagi kalau saya kalah ganteng dengan pria tersebut) muncul sebagai pemanis. Dimana ada adegan Beezus nyosor ke arah bibir pria tersebut (dan sangat menyakitkan rasanya untuk melihat dalam layar 10 inch). Secara keseluruhan, film ini menggambarkan sebuah keluarga yang kuat dimana sosok seorang ayah muncul dengan konsisten terhadap keluarganya walaupun masalah badai dan segala macamnya hadir menyapa. Mungkin bukan film yang terbaik saat ini. Tetapi, cukup untuk refreshing kembali ke masa film keluarga anak-anak yang sangat ramai muncul di akhir tahun '90an. 

Nothing To Say

"Just gonna stand there and watch me burn.
Well, that's alright, because I love the way it hurts"
 
 

--Love The Way You Lie - Eminem feat. Rihanna

Rabu, 10 November 2010

Yeah, I Know This

"Maybe the reason why all the doors are closed.
So, you could open one that leads you to the perfect road.."


--Firework, Katy Perry

Charity Night

Begitu banyak bencana yang menghinggapi Indonesia. Sebenarnya kata "menghinggapi" lebih cocok dipakai untuk lalat yang mengerubungi sebuah makanan. Apakah makanan tersebut merasa mendapatkan bencana jika lalat itu beraksi? Apakah makanan itu merasakan apa yang dirasakan oleh para korban Merapi dan Mentawai? Sebenarnya sangat membingungkan jika saya menganalogikan semua yang terjadi di Indonesia karena tentu saja semua itu tidak berhubungan secara signifikan *mabok UTS kepribadian*

Di malam ini Fapsi melakukan banyak hal yang tujuannya mencari amal dari seluruh civitas akademika (sebebnarnya sampai saat ini belum mengerti dengan arti "civitas akademika" itu apa) untuk korban-korban tersebut. Ada live performance dari KK musik, PMK, dan banyak lagi (yang mungkin saya lewati karena mengurus publikasi pemilu terlebih dahulu). Film yang dibuat anak TnT pun tidak kalah untuk unjuk kebolehan dalam acara ini. Banyak yang bilang kalau filmnya bagus. Setelah melihat film (sebenarnya hanya cuplikan-cuplikan) saya jadi kepikiran buat pergi menjadi relawan. Melihat tayangan anak-anak terluka dan mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi, muka mereka berlumuran debu vulkanik, dan semacamnya, membuat hati tergetar. Tentu saja jika menjadi relawan tidak akan mudah meminta ijin kepada orang tua saya. Ya, mungkin saya cuma bisa bantu dengan doa saja dari sini. Semoga Charity Night ini bisa sedikit membuat tersenyum teman-teman yang ada di sama :)



NB: Martabak Rp. 161.000,-

Selasa, 02 November 2010

Yang Terjadi, Semester Ini

Semester 3, harusnya sih bisa lebih bagus prestasi. Tapi, nyatanya tidak. Di saat yang lain sibuk dengan perkuliahan, aku sibuk dengan organisasi. UTS sudah berjalan tiga hari dan hasilnya sangat-sangat-sangat mengecewakan. Aku hampir 90 % tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. Begitu menyakitkan. Ya! Harusnya aku memilih untuk ke jalur perkuliahan daripada ke bidang organisasi seperti ini. Manage waktu adalah masalah utama aku. Harusnya aku bisa seperti teman-teman yang lain yang bisa menyeimbangkan antara kuliah dan organisasi. Mungkin semester ini harus menjadi hancur seperti ini. Hanya menyemangati diri dan penyesalan yang akan tersisa..