“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water

Kamis, 11 November 2010

Movie Review: Ramona and Beezus (2010)

Kali ini dimulai dengan kebahagiaan. Ya, semua orang ingin memulai dan menyelesaikan sesuatu secara menyenangkan. Seuatu sore, saya dan Arlita pergi ke sebuah toko DVD bajakan di kawasan Jatinangor yang terbilang komplit!! Niatnya hanya melihat saja (wacana umum: datang hanya untuk lihat, pulang membawa sekarung penuh emas). Tanpa diduga, saya melihat sebuah DVD yang sangat mencrang dari DVD kebanyakan. Seperti ada malaikat yang membisikan kepada saya untuk menoleh ke arah jam 10 saya dan saya pun nyaris teriak (dengan segala visualisasi yang dilebih-lebihkan) saya menemukan ini:




Demi calon istri, niat baik untuk menabung pun terpaksa runtuh dengan seiring berjalannya waktu. 

Setelah sampai di kostan, langsung aja saya menonton film yang membuat saya merogoh kocek cukup dalam (biar dramatis) dan saya sangat terdiam melihat betapa cantik dan sempurnanya Selena Gomez (pendapat subjektif).

**

Ya, film ini dimulai dengan adegan dimana Ramona (Joey King) bermain dengan seorang teman laki-lakinya (dan jangan harapkan saya untuk mengingat nama laki-laki ini) di sebuah tempat bermain yang dimana berada di sebuah sekolah. Scene berlanjut ke bagian dimana Ramona melakukan sesuatu yang konyol sehingga membuat dia mendapatkan surat peringatan (kalau gak salah, tapi kayanya gak gitu). Surat tersebut sampai ke tangan orang tuanya bersamaan dengan surat tagihan bank dan surat prestasi kakaknya, Beezus (Selena Gomez), yang penuh dengan nilai A (coba deh si Beezus kuliah di fapsi, akan kah dia menyaingi salah satu teman saya yang pindah ke STAN??). Bagaikan sayur dan garam (analogi yang tidak tepat) menggambarkan bagaimana karakter Ramona dan Beezus yang saling bertolak belakang. Konflik dimulai ketika ayah mereka (lupa namanya) dipecat dari pekerjaan yang membuat seluruh anggota keluarga yang lain khawatir. Akhirnya, ayah mereka mencari pekerjaan ke sana sini dan istri serta Ramona melakukan sesuatu semampunya agar mereka tidak meninggalkan rumah kesayangannya (sebenernya, si Ramona ini adalah salah satu anak ter-lebay yang pernah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa karena imaginasinya yang super tinggi). Dan, konflik demi konflik pun mulai berdatangan yang membuat film ini terasa datar (di samping Selena Gomez, tentunya). Konflik hanya dikemas secara wacana saja. Tidak ada konflik yang extreme yang membuat si tokoh utama ingin bunuh diri atau semacamnya.

Di samping konflik yang muncul, kisah cinta bibi Ramona dengan mantan pacarnya dan kisah cinta Beezus dan seorang pria ganteng (dan aku harus mengakui lagi kalau saya kalah ganteng dengan pria tersebut) muncul sebagai pemanis. Dimana ada adegan Beezus nyosor ke arah bibir pria tersebut (dan sangat menyakitkan rasanya untuk melihat dalam layar 10 inch). Secara keseluruhan, film ini menggambarkan sebuah keluarga yang kuat dimana sosok seorang ayah muncul dengan konsisten terhadap keluarganya walaupun masalah badai dan segala macamnya hadir menyapa. Mungkin bukan film yang terbaik saat ini. Tetapi, cukup untuk refreshing kembali ke masa film keluarga anak-anak yang sangat ramai muncul di akhir tahun '90an. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think??