“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water

Selasa, 31 Desember 2013

Hobi Baru: Fictionpress, Goodreads

Mungkin aku adalah salah satu dari sekian banyak manusia yang bosenan, gak pernah betah lama melakukan suatu hal. Karena hidup aku lagi dikelilingi oleh ketidakpastian, akhirnya aku memikirkan untuk melakukan hal baru: mencari buku diskon!

Mencari buku diskon menjadi kebiasaan yang bisa dipenuhi kalau sudah akhir tahun atau pas mau masuk sekolah. Banyak sih buku murah yang dijual di beberapa spot di Baltos (nama sebuah mall, bukan mall sih, ya kaya tempat serba ada gitu di Bandung), tapi setelah aku cek bukunya bajakan. pantes murah. Ceritanya, aku selalu dapet hoki kalau Tisera lagi kaya cuci gudang. Gak ngerti sih kriteria buku yang dicuci gudangin kaya apa, tapi beberapa kali aku dapet trilogi-trilogi atau lanjutan buku yang udah lama aku cari. Setelah membeli banyak buku dengan impulsifnya, dan menaruhnya secara impulsif juga di atas meja belajar, aku jadi berpikir, buku sebanyak ini mau diapain ya -_- Bahkan agak sungkan kalau minjemin buku ke temen, soalnya pernah kejadian beberapa kali bukunya gak balik, orangnya menghilang T.T

Suatu hari aku iseng nyari nama aku di Google (Ya, begitu lah kalau gak ada kerjaan, melihat seberapa eksis aku di dunia maya, dan menghapus-hapus foto yang terlihat alay, demi masa depan yang cerah. Nanti aku ceritain kenapa aku melakukan ini) dan muncul akun Goodreads aku yang udah setahun gak dibuka -_- Dulu masih hectic sih jaman buatnya, gak tau buat apa gitu bikin akun itu di tengah kehectican kuliah. Akhirnya aku jadi kepikiran buat show off  buku-buku yang udah aku baca. Ya, udah dari dulunya tukang pamer. Dengan adanya hal ginian di dunia maya, makin aja deh menjadi-jadi :p

Bagi yang gak tau atau belum punya akun goodreads, ini tampilan screenshot berandanya kalau udah login
Masih agak bingung sih pakenya, tapi sekedar masukin daftar buku yang udah dibaca sama nge-rating sih bisa. Terus yang aku inget tuh pertama kali daftarkan kaya connect gitu pake facebook, dan itu bikin males karena home tiba-tiba penuh gak jelas. Makanya jarang dibuka. Sekarang, udah ngerti gimana cara ngehapus orang, makanya yang dikiranya kenalan doang dan gak pernah update ya dihapus aja daripada menuhin. Jahat emang. Tapi gak sejahat nge-unshare orang di Path!! :(

Sebenernya agak jiper sih liatin akun goodreads orang. Kenapa? Soalnya yang mereka baca itu masuk dalem kategori berat untuk aku. Sedangkan aku cuma baca Percy Jackson atau buku anak-anak lainnya. Mau show off  tapi gagal...

Rabu, 11 Desember 2013

Movie Time: White, The Melody of The Curse

Beberapa hari terakhir aku agak excited (lebih tepatnya too excited) akan comeback T-ara dengan lagu terbarunya, 나 어떠해 (Do You Know Me?) yang sebenernya hangul itu artinya bukan do you know me, tapi what should I do. Kalau belum liat, bisa diliat di bawah ini


Aku mengikuti beberapa blog yang bisa dibilang satu selera dengan aku, termasuk a diehard and hardcore fan of T-ara. Salah satu blog yang random yang suka menyindir hal-hal yang memang seharusnya disindir. Arcadey Blog, formerly known as The Prophet Blog. You can visit his blog on this link.

Singkat cerita, ketika T-ara comeback dengan konsep musikal yang menurut official management-nya diambil dari lagu tahun 1977 (itu alasan kenapa Mini Album repackage T-ara berjudul Again 1977) blog tersebut bilang kalau hal ini membuatnya teringat kepada film salah satu personil T-ara, Ham Eunjung, yang dirilis tahun 2011 berjudul White: The Melody of The Curse.

Singkat cerita, Pink Dolls adalah sebuah girlband yang bisa dibilang tidak tenar, sampai suatu ketika Eun Ju (Eunjung), leader yang dibully karena former back dancer dan late debut oleh anggota lainnya, menemukan tape yang tidak diketahui asal usulnya. Managementnya mengiyakan untuk membuat aransemen lagu itu dan menjadikan lagu tersebut sebagai lagu andalan terbaru dari Pink Dolls. Cerita bergulir ketika mereka tampil di suatu showcase dengan lagu tersebut, yang tanpa diduga orang-orang yang ada di dalam gedung tersebut bersorak sorai untuk Pink Dolls dan mereka menjadi one night sensation. Masalah kemudian bergulir ketika suatu girlband harus memiliki center. Center di sini dimaksudkan untuk menjadi orang yang akan selalu disorot selama promo album ini. Pink Dolls is a troublesome group. Oplas, kecanduan obat, dan obsesi menjadi dancer terbaik di dalam grup adalah sekian banyak masalah yang ada dalam grup ini. Namun, muncul pertanyaan, dari mana the lost and then found tape tersebut berasal?

Jumat, 06 Desember 2013

Partner in Crime

Dea, Rangga, Gege @ Desa Pasanggrahan, Garut
Namanya Dea Willy.

Namanya Raden Gerhana.

Mereka berdua dipanggil dengan Dea dan Gege.

Entah dari kapan kita mulai berteman cukup dekat. Yang jelas, tinggal bersama di sebuah desa yang dilewati angkot dan jarak ke alfamart dan ATM yang bisa dihitung dengan jari dalam kurun waktu sebulan membuat kamu merasa makin kuat. Entah kenapa aku ngerasa kaya suami beristri dua yang istrinya ga ada yang bener. *kabur sebelum ditimpuk dua cewe ini*

Kalau ditelisik, kita bertiga bukan dari kelompok yang sama (kalau bahasa kerennya clique). Dalam urusan akademis kita jarang bareng, jarang satu kelompok, tapi beberapa kali aku pernah sekelompok sama Dea, tapi ya udah sampe situ aja ga lebih lagi. Dea kembali menggalaukan si pangeran kodoknya dan aku kembali ke kehidupan aku yang sesungguhnya.

Ada satu hal yang bikin kita klop banget dan pasti bareng terus. Hal tersebut adalah ngurusin kampus, ngurusin anak orang. Bahkan bisa jadi diri kita aja gak keurus sama kita sendiri. Iya, dari hal seperti itu kita bisa bareng. Rasanya kita dari 3 partai dari sekian banyak partai yang ada di kampus, dan secara diam-diam kita main belakang buat ketemu, ngobrol, bahkan sampai ke having fun di atas penderitaan orang lain.

Hal ini terjadi juga pas kita tinggal bareng sebulan. Kita ngomongin temen-temen yang lain di belakang. Baik itu temen-temen satu desa maupun beda desa. Well, lebih tepatnya ga ngomongin di belakang. Tapi di kamar yang ada di tempat kita nginep. Kita sembunyi-sembunyi ngobrol dengan kesotoyan kita bagaikan anak muda yang lagi transaksi ganja. Setiap ada yang nimbrung masuk, kita langsung akting. Yes, we are bad actor and actress, but we can make people believe what we said, di samping asumsi Gege yang mengatakan kalau orang bohong itu bisa diindikasikan dari hidungnya yang kembang-kempis ketika berbicara kebohongan, dan aku masih tidak percaya dengan asumsi itu. Hanya Gege dan Tuhan yang tau kebenarannya.

Kalau dipikir-pikir, kita itu tiga orang dengan tipe yang berbeda. Aku dengan karakter macho dan sentimental. Dea dengan karakter senimental dan smart. Gege dengan karakter sentimental dan strong. Mungkin karena punya satu kata sifat yang sama yang diambil dari salah satu personality boyband S4 yang membuat kita betah bareng-bareng. Entah sih Gege sama Dea betah atau engga sama aku. Yang pasti, kalau aku bareng mereka, aku aman. Mihihihi

Sentimental. Iya, aku sentimental terhadap kehidupan pribadi aku yang terutama berkaitan dengan pacar. Kenapa sih semua orang begitu pengennya liat aku pacaran??? *kebawa suasana*

Sentimental Dea. Dea kalau galau ga pernah mau cerita. Kitanya juga kan jadi bingung harus kaya gimana. Pas ngelucu ga ketawa. Pas diajak ngobrol diem aja :'(

Sentimental Gege. Gege ini unpredictable. Ketika ga ada yang  membela dia, dia bisa leave group tanpa meninggalkan satu patah penjelasan pada kami :'(

Tapi, walaupun begitu, kita akan tetap jadi partner in crime sampai waktu yang tidak ditentukan :D

Minggu, 24 November 2013

Apa yang Berubah

So, here I am. 
21 years old. 
Ruining my future. 
Have some problems. 
And still not making anything good.

Ya, kembali dimana aku sekarang. Menghabiskan waktu dengan ketakutan-ketakutan untuk mendapatkan masukan. Malam ini aku membersihkan apapun yang bisa aku bersihkan dari kamar ku. Dari mulai memindahkan TV dari kamar aku ke kamar Mamah; membuang kertas-kertas tulisan ketika SMA; melepas stiker-stiker yang ditempel di pintu ketika Dewa masih SD. Rasanya, saat ini lah aku butuh privasi lebih. Seakan-akan aku membuang keadaan ketika Mamah biasanya tidur di kasur ku sambil baca koran dan menonton televisi. Seakan-akan aku membuang keadaan dimana Dewa merangkai setiap stiker dengan asalnya di meja. Seakan-akan aku membuang semua kehangatan yang biasa terbentuk di dalam kamar aku. Seakan-akan aku membuangnya semua.

Kenangan kembali ketika aku solat maghrib menggunakan sejadah warna merah yang sudah ada sejak aku kecil. Aku ingat, dulu, aku suka sekali menggunakan sejadah itu. Sejadah itu pas untuk anak seusia ku. Aku selalu tidak lupa untuk menggunakan peci setiap beribadah. Aku tidak tau alasan menggunakan peci itu, yang aku tau Mamah selalu mengingatkan aku untuk menggunakan peci. Ya, peci hitam dengan motif di sisinya yang melingkar. Aku tidak pernah membeli dan menggunakan peci dengan motif lainnya selain peci itu. Sekarang, aku beribadah menggunakan sejadah itu dan sejadah itu terasa kecil dan pendek. Aku tidak pernah menggunakan peci yang sama lagi, yang biasa menjadi ciri khas aku kalau aku mengaji di mesjid bawah.

Kenangan kembali ketika aku menggunakan meja belajar yang ada di kamar untuk menyimpan laptop ini, dan menulis. Dulu, meja ini kosong. Hanya ada sebuah rak kecil berwarna hijau yang biasa aku tulis dengan alat tulis: pulpen, pensil kayu, tipe-x, penghapus. Masih ingat ketika dulu pertama kali diberikan meja belajar ini, aku senang. Aku bisa seperti anak-anak yang ada di dalam sinetron, belajar menggunakan lampu belajar dalam keadaan gelap; yang pada akhirnya aku sadar kalau semua itu ga seindah di sinetron. Meja ini kuat. Sampai saat ini, aku masih bisa berdiri di atasnya tanpa ragu kalau meja ini akan rusak. Berbeda dengan meja-meja yang diproduksi jaman sekarang. Sekarang meja ini penuh dengan deretan buku-buku yang aku beli dengan gilanya yang entah kapan aku akan menyelesaikannya. Beberapa waktu lalu, meja ini diisi oleh tumpukan buku yang bercecekan, kaset PS2 dan sebuah konsol PS2.

Aku ingat. Aku membeli PS2 itu satu hari sebelum hotel JW Marriot dibom. Dulu aku beli konsol ini menggunakan uang sendiri; uang aku dan Dewa lebih tepatnya. Ketika berhasil membelinya, kami senang. Kami langsung mencoba game-game yang biasa dimainkan Dewa di rental sebelah. Aku merasakan kesenangan itu. Seiring berjalannya waktu, aku selalu menolak ketika Dewa mengajak main berdua. Aku capek. Aku ingin istirahat. Kenapa sih ngajakain aku terus? Gak bisa apa main sendiri? Itu yang ku pikirkan. Namun, setelah aku memindahkannya, aku ingin mengembalikan waktu. Aku ingin menerima tawaran-tawaran bermain game berdua. Sekarang aku dan Dewa seakan-akan sudah tidak satu lagi. Dia berubah menjadi anak remaja yang risk taking sedangkan aku berubah menjadi dewasa awal dan tidak berubah dalam hal menyia-nyiakan waktu.

Kamis, 14 November 2013

Stuck on L..........ift

Gambar diunduh dari normanleds.com
Apa sih yang menjadi ketakutan terbesar kamu ketika menaiki lift di suatu mall? Kalau sendirian terus tiba-tiba ada "temennya"? Ketika naik lift malah diangkat ke dunia lain? Well, yang paling common yang paling ditakuti adalah stuck di dalam lift, and it happened to me this evening.

Jadi ceritanya sore ini aku pergi ke sebuah mall di kawasan Bandung untuk bertemu dengan teman. Tujuan dairi pertemuan ini adalah kita membicarakan strategi dan mengambil data, dimana kami sedang terikat kontrak (tidak langsung) untuk membantu penelitian dosen mengenai komunikasi dalam pernikahan, baik itu yang masih menikah atau sudah berpisah. Singkat cerita, kita bertemu di daerah foodcourt di lantai paling atas dari mall tersebut.

Biasanya, untuk sampai ke foodcourt, aku naik eskalator biasa sambil cuci mata. Namun, karena selama ini bolak-balik mall tersebut untuk jadi basecamp, ada kebosenan yang melanda. So, akhirnya aku memutuskan untuk naik lift, biar cepat juga sih niatnya.

Butuh beberapa saat untuk menunggu pintu lift terbuka. Ada 2 lift bersebelahan, dan secara impulsif aku menekan tombol menuju ke atas berkali-kali, dengan harapan lift bisa naik lebih cepat dan membukakan pintunya. Akhirnya, terbuka lah satu pintu lift dengan kondisi penuh, hanya tersisa satu spot untuk aku, tas aku, dan bayangan aku....

Selama perjalanan menuju atas, aku menguping, ternyata orang-orang tersebut dari wisudaan (aduh, kata yang bikin alergi untuk saat ini) suatu universitas ternama di kota Bandung. Mereka bercerita dengan bangganya, kepada satu orang asing, yang aku asumsikan mereka tidak mengenalnya dan baru bertemu di dalam lift.

"Ting". Lantai 1. Sebelumnya aku naik di GF.

"Ting".

Pintu tidak terbuka.

"Ting".

Fuck, jangan main-main lah, kalau mau naik lift, naik aja, itu yang muncul di pikiran aku.

"Ting"

"Macet nih macet", tiba-tiba orang di belakang aku mengeluarkan kata-kata itu.

"Tenang-tenang, jangan panik. Kalau panik nanti malah ngabisin oksigen di lift ini. Mas, pencet tombol emergency yang kalau ga kebuka lagi".

"Ting", masih, tidak ada respon dari pintu, iya sama kaya kamu yang gak pernah ngerespon aku *curhat*

Mas-mas di sebelah aku, yang aku yakini adalah keluarga dari si orang yang diwisuda menekan tombol emergency. Butuh waktu yang cukup lama kaya vierra, cinta butuh waktu untuk mendapatkan respon dari petugas.

"Ada apa?"

"Liftnya macet"

"........"

Doomed!! Udah deh, aku akan menghabiskan sisa kehidupan aku di dalam lift ini :( Bahkan petugas pun sudah menyerah untuk tidak menyelamatkan kehidupan aku. Rasanya ingin panik, tapi cewe di belakang aku mengeluarkan kata-kata brengsek, "Aduh, pusing. Bu, aku Pusing". Daaaammnn, persediaan oksigen menipis. Jadi gini rasanya jadi Sandra Bullock (padahal belum nonton filmnya -_-).

Mas-mas itu pun kembali menekan tombol emergency.

"Kenapa kenapa?", Kenapa pale lu peang hah. Di sini keadaan krisis tapi respon lu lama beut deh!!

"Liftnya macet, mas. Menuju lantai 1".

"Baik, segera ke sana", iye buruan sih, oksigen mulai menipis. Rasanya kalau kadar oksigen di lift itu diibaratin sama Ultraman, pasti udah kedip-kedip lampu yang ada di dadanya.

Minggu, 10 November 2013

Memories

Yup, setelah sekian lama vakum berhenti ngeblog akhir memutuskan kembali untuk ngeblog. Gak ada pikiran apa-apa di otak selain skripsi yang tak kunjung beres. Well, kita akan skip langsung ke bagian yang lebih relevan dari judul.

Oke, judul postingan kali ini adalah "Memories". Mungkin ke depannya akan ada postingan serupa dan berjudul sama. Terinspirasi sih setelah nonton sebuah episode Teens React minggu ini yang membahas tentang smartphone. Dalam videonya (bisa dilihat pada embed video berikut) sangat bikin jedar. Videonya bisa dilihat di bawah ini..


Oke, bagi yang males nonton inti dari video itu adalah mereka diliatin video yang biasa direkam tiap hari. Ironinya, orang-orang mulai menghabiskan seluruh kehidupannya di depan layar handphone meanwhile something is happening around them. Yang paling ngenes tuh pas liat bagian remaja main bowling. Ceritanya dia itu lagi main bowling dan strike dan kemudian dia kaya melakukan selebrasi sendiri dimana orang lain di sekitarnya ga ada yang peduli dan ga lepas dari...............smartphone mereka. Dan yang paling lucu itu bagian orang merayakan ulang tahunnya, tapi orang-orang di sekitarnya malah selca (self capture) tanpai menghiraukan apa yang sedang terjadi di ruangan tersebut. Setelah video itu selesai, seperti biasa, mereka dibombardir dengan segudang pertanyaan yang bikin jedar dan harus aku akuin kalau mereka yang ada di show ini adalah remaja-remaja dengan pemikiran terbuka dan cerdas. So, kalau disimpulin sih, hampir sebagain besar dari mereka emang addict banget sama smartphone dengan alasan "making memories". Dari situ aku kepikiran, kenapa enggak aku bikin memories di blog aku. Yang terpikirkan oleh aku adalah aku menyimpan cerita-cerita dari teman, orang tua, bahkan orang asing, untuk nantinya aku baca di masa yang akan datang. Selama ini aku making memories, tapi hanya berupa tulisan. Selanjutnya aku ingin di setiap segment ini (asek, gaya pisan segment) harus ada minimal foto, sehingga aku bisa membayangkan memory tersebut atau mungkin aku akan mengingat bagaimana orang yang menceritakan hal tersebut kepada aku. Karena manusia tidak ada yang abadi, maka cerita yang mungkin bisa menjadi sesuatu yang abadi..

Minggu, 08 September 2013

Sedikit Cerita Tentang Psymphonia dan AASP

Postingan ini akan dimulai dari suatu cerita dimana terbentuk suatu kelompok kegiatan yang bernama Psymphonia Padjadjaran. Psymphonia (Psychology Harmony in Angklung) adalah kelompok kegiatan angklung, tentu saja, yang berada di lingkungan Fakultas Psikologi Unpad. Nama Padjadjaran ditambahkan agar kita tetap membawa almamater kita, Universitas Padjadjaran. Singkat cerita, kelompok ini mengalami ups and downs yang sangat-sangat gila. Dimulai dari latihan cuma berlima, banyakan, kemudian berkurang jadi bertiga, sampai bisa dibilang sebesar ini. Tim besar pertama yang terbentuk untuk waktu yang cukup lama, 35 orang, 3 bulan. Disingkat lagi ceritanya, rencananya kami harus mencari gara-gara agar kelompok ini makin kuat, kokoh, solid, dan gak kalah sama Kelompok Kegiatan (KK) lainnya yang ada di fakultas ini. AASP 2013 terpilih menjadi "ajang gara-gara" kami. Kebetulan tahun ini bertempat di Indonesia, tepatnya di Fakultas Psikologi UGM, Jogjakarta.

Selama 3 bulan berkumpul, dimulai dari cari massa yang gila banget. Mulai dari merekrut anggota lama yang biasa berlatih sampai bikin poster publikasi di tengah kesibukan KKN (pada saat itu) untuk mendapatkan orang-orang yang gak cuma bisa dan pengen bisa main angklung, tapi juga komitmen yang harus bisa dipegang untuk terus ikut ke dalam setiap sesi latihan. Dimulai dari latihan yang full, setengah, berkurang, nambah lagi. Sampai suatu ketika, kita perlu seorang vokalis dengan suara alto (kalau ga salah) dan secara kebetulan aku cerita ke seorang teman, bingung harus cari siapa yang bisa dijadiin vokalis, dan secara kebetulan dia menawarkan diri untuk menjadi vokalis dengan syarat mengirimkan demo. Malamnya aku kirim partitur lagu LOVE dan dia pun merekamnya. Singkat cerita (lagi) dia di-approve untuk menjadi vokalis lagu yang bersangkutan.

Minggu, 21 Juli 2013

HERE WE COME: 6-ARA ERA!!

Setelah vakum beberapa lama dari dunia pertulisan, akhirnya aku memutuskan kembali untuk menulis suatu hal yang aku suka. Yup, T-ARA!! Or I will call it as 6-ARA, G-ARA, GOD-ARA.. Oke, terdengar berlebih..

"Kok berenam? Kan mereka bertujuh sekarang". Yup, mungkin kabar ini awalnya mengejutkan bagi sebagian orang kalau T-ara kembali lagi menjadi girlband dengan kontroversinya. Baru setahun berjalan, member baru mereka, Areum, memutuskan hengkang dari T-ara untuk memulai debut solonya, namun masih di bawah management yang sama, Core Content Media. Mungkin ini bisa jadi strategi mempromosikan Areum. Berikut video pernyataan Areum (yang mengkin aku ga ngerti apa yang dia bilang, tapi aku baca di beberapa web kalau dia memutuskan hengkang)


Entah kenapa aku mungkin salah satu orang yang paling excited kalau T-ara balik lagi ke formasi paling awal (debut), yaitu terdiri dari 6 orang. Mungkin rumor bahwa CCM gak akan main-main ngasih pelajaran ke T-ara itu benar. Menurut teori aku, ketika Hwayoung (member yang didepak setahun lalu karena kasus ga mau tampil, dan diartikan sebagai kasus bullying) masuk, itu adalah salah satu pelajaran untuk T-ara. Ketika T-ara tidak patuh, maka akan dimasukkan member-member yang tidak berdosa itu.. Dan kesimpulan aku adalah, T-ara sudah menjadi "anak baik" bagi CCM, sehingga formasi dikembalikan seperti semula dan Dani (member baru lagi) ga masuk ke formasi main T-ara. Dia cuma bakal masuk ke T-ara N4 (sub grup T-ara di Korea; QBS, sub grup di Jepang) menggantikan posisi Areum di N4. Yay, Really can't wait for the Absolute Second Album!!

Minggu, 16 Juni 2013

PEJUANG SKRIPSI (Bagian 1)

Berdasarkan fenomena yang menggejala di twitter dan path (dan mungkin facebook kalau masih musim), ada beberapa tipe mahasiswa, khususnya yang sedang mengambil mata kuliah skripsi. Kalau di kampus aku, mata kuliah skripsi ini mempunyai bobot sks 6, tapi rasanya kaya 100 deh -_- Dimulai dari postingan ini, Insya Allah, aku bakal menguak tipe-tipe mahasiswa tersebut satu persatu (sambil nunggu projek film yang kena pending dari sutradara dan editor, saya sebagai pemeran nurut aja).

Udah siap?



Oke, kita mulai ya ;)



S(tuck)-rip-see

Berdasarkan penanggalan yang aku buat, tahun ini sudah memasuki hari ke 167 (kalau aku tidak salah hitung). Hampir setengah dari tahun ini sudah pergi dan setengah tahun ini pun harus dihadapi dengan (ya mungkin suram).

Senin, 13 Mei 2013

Dihukum Tuhan

Jadi, seperti ini lah kehidupan aku di Senin pagi. Bangun. tapi sudah tidak ada orang di rumah. Rasanya seperti sudah tidak ada orang lagi yang bisa kamu lihat ketika kamu bangun tidur. Aku memilih bangun "agak siang" bukan bukan menjadi suatu pilihan, tapi karena aku mau aku bangun jam segini. Aku selalu mengikuti bagaimana jam alami aku mengatur tidur ku karena aku tau nanti, selama di kota sebelah aku ga akan bisa tidur mengikuti jam alami aku. Terdengan cliche memang, tapi ya bagaimana lagi, aku merasa hanya di rumah aku bisa berbaring tanpa semua pikiran yang mengganggu.

Akhir-akhir ini mungkin aku sedang dihukum oleh Tuhan. Dihukum secara fisik dan psikis. Bagaimana tidak, seharusnya di masa-masa ini aku harusnya lebih menjalankan ibadah agar diberikan kelapangan dan kelancaran. Namun, aku malah "sering bolos" di kegiatan beribadah. Entah apa yang aku pikirkan, tapi aku lagi ingin sendiri, bahkan sendiri tanpa Tuhan dan malaikat. Egois. Memang. Aku sendiri ga tau kenapa aku begini. Kalau dilihat kehidupan aku makin membaik. Tepatnya kehidupan di luar aku. Tapi, aku merasa semua hal itu membuat kehidupan aku semakin memburuk. Kadang aku bertanya, "Tuhan, kenapa kau tetap menmberikan aku hidup padahal aku selalu menjadi hamba-Mu yang lalai?". Pertanyaan ini sering aku ajukan setelah kepergian teman, Aziz. Mungkin bahkan lebih lama, Uli. Kenapa harus mereka? Kenapa ga aku? Aku... lelah. Aku sirik sama mereka karena mungkin (kalau) kita ketemu lagi, mereka akan tetap berada di usia mudanya, sedangkan aku mungkin menjadi seorang pria bertubuh bungkuk, berambut putih, bergigi ompong, dan banyak flek hitam yang memenuhi tangan, muka, dan badanku.

Minggu, 12 Mei 2013

Tahu Diri

"Hai selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialku lah kau ada di sini

Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi
Tegak berdiri di depanmu kini

Sakitnya menusuki jantung ini
Melawan cinta yang ada di hati

Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
Pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi"

Mungkin, lirik lagu di atas ga akan memiliki kaitan apapun sama cerita yang akan kamu baca.

Senin, 22 April 2013

Sebulan

Sudah sebulan berlalu dari postingan terakhir dan skripsi saya masih belum bergerak kemana-mana, kaya judul lagunya The Script, The Man who can't be Moved (mungkin judulnya harus diganti jadi the thing who can't be moved). Males, kesel, ngerasa semua ga adil, ngerasa hilang, ngerasa bego, ngerasa salah jurusan, ngerasa kenapa harus aku terus, dan masih banyak kata-kata yang gak bisa diungkapin. Bodoh.


Minggu, 24 Maret 2013

Tanggung

Tanggung.

Semua yang ada di dalam hidup aku gak pernah ada yang tuntas. Tanggung. Iya, gak nyampe klimaks, kalau bahasa kerennya. Pemikiran ini sebenarnya sudah ada dari berjuta-juta jam yang lalu, namun semakin tergugah ketika pertanyaan ini terlontar beberapa hari yang lalu.

Alkisah, suatu siang, aku sedang makan siang (setelah sepagian bekerja mencari uang untuk menutupi "utang"), kami pun berceloteh dan seorang teman mengungkapkan kalau dia tidak bisa melakukan suatu aksi (aksi ini sangat sulit dijelaskan dengan kata, namun singkatnya kamu mengetukan jari kelingking, manis, tengah, telunjuk secara berurutan dan kemudian kembali ke kelingking lagi dan seterusnya hingga kamu bosan melakukannya; ibu jari tidak terlibat dalam aksi ini). Dia mengatakan, "Aku ga bisa kaya gitu? Kenapa ya? Emang kalian pada latihan piano ya?". Dengan otomatis aku menjawab, "Tapi ya, aku kalau main keyboard kaku bangen, susah lah menjangkau tuts satu ke tust yang lainnya". Pertanyaan muncul dari seorang teman, yang memaksa untuk dijawab, namun rasanya seperti ditodong, "Lu les keyboard juga? Lu segalanya dilakuin ya". Dan aku menjawab dengan enteng, Dan akhirnya aku berhenti les karena ga punya keyborad. Keteteran latihannya".

Itu satu.

Ketanggungan lainnya adalah aku pernah mempelajari bahasa German, Prancis, Jepang, dan Mandarin, TAPI semuanya berbuah tanggung. Aku cuma belajar basic  dan kemudian aku ga kuat karena ga ada temen  buat diajak belajar, karena semua yang otodidak membutuhkan effort yang lebih. Selanjutnya les bahasa Inggtis, ga aku terusin padahal aku sedang berada di level akhir. God! Terdengar useless semua yang telah aku pelajari namun nanggung itu. Semoga limpahan rahmat-Nya selalu menyertaiku :|

Kamis, 21 Maret 2013

JKT48

Oke, jadi ceritanya kemarin secara kebetulan aku ngelirik sebuah (mungkin dua buah karena ada Tipe A dan Tipe B) dari CD JKT48. Awalnya cuma ngeliatin doang, apa bedanya yang Tipe A sama Tipe B. Setelah dicek perbedaannya hanya ada bonus DVD untuk di Tipe A. Isi DVDnya itu hanya MV Heavy Rotation dan footage-footage yang aku ga ngerti apa. Aku pikir dengan perbedaan harga yang cukup besar (Tipe A Rp. 99.000; Tipe B Rp. 50.000), bagi aku ga worth buat dibeli yang Tipe A. Kalau kaya CD JLo yang Dance Again... The Hits, itu sangat terlihat jelas, dimana di DVDnya kamu dapet MV banyak hits dari JLo. Hanya video Heavy Rotation? Oh, come on, I can download it on youtube (walaupun yang JLo juga bisa, tapi rasanya dapet lebih banyak itu lebih oke). Faktor lain yang mendukung adalah aku termasuk salah satu orang yang hardcore banget dalam hal ngedownload. Bayangkan saya, dalam sehari aku men-download secara ilegal seluruh album Mariah Carey. Besoknya aku men-donwload secara ilegal lagi keseluruhan album Backstreet Boys. Tapi, aku ga bisa melakukan ini untuk produk dalam negeri (baca: penyanyi Indonesia). Aku lebih memilih untuk mendengarkannya di radio, jika aku suka, aku beli. Hal yang berbeda terjadi untuk artis barat dan korea. Aku download for free dulu, baru kalau aku suka aku beli. Pada akhirnya aku beli CD JKT48 yang Tipe B
CD JKT48 Tipe B
Di dalam CD Tipe B ini terdapat suatu formulir untuk mendapatkan special prize gitu dan dapet kartu member JKT48 (dan aku dapet kartu Nabilah, member bergigi gingsul dan unyu itu :3 -- foto menyusul). Aku baca formulir itu, pake bahasa inggris. Karena kemampuan bahasa inggris yang terbatas, aku pun bingung. Disebutkan kalau di salah satu bagian harus ditempelkan kartu, dan nanti dikirim untuk mendapatkan special prize (yang sampai saat ini aku ga tau apa). Kemudian aku berpikir, "Jadi, aku harus ngirimin kartu Nabilah ini? Kok aneh, nanti kalau fansnya Nabilah suka Nabilah (ya iya lah, masa suka Nikita Mirzani -_-) terus pengen dapet Special Prize, dia harus ngorbanin kartu itu yang didapet secara random?"

Minggu, 10 Maret 2013

The art of being a jerk

Jerk. Secara bahasa, diartikan sebagai brengsek.

Itu lah aku, beberapa hari ke belakang, mungklin minggu, bisa jadi bulan, atau tahun. Mungkin, selama ini aku telah menjadi kata ini, tanpa aku sadari. Pada akhirnya, aku baru menyadari kalau aku emang brengsek: ga ngasih kepastian buat cewe yang nembak aku, ga ngasih respon dari kode-kode yang dikasih, ga pernah bilang aku suka kamu secara tegas, kabur dari kewajiban-kewajiban akademik maupun non-akademik, me-skip skripsi, dan masih banyak yang (mungkin) ga aku sadari.

Mungkin kita perlu meluruskan dulu: apa kriterianya ketika seseorang dianggap sebagai jerk?

Jumat, 01 Maret 2013

I'm not Arguing...


Rasanya, tweet 9gag yang satu ini pas banget dengan apa yang ada di pikiran aku, I'm not arguing, I'm explaining why I'm right.

Semua ini kembali ke masa KKN dimana pada malam terakhir, kita main jujur-jujuran dan kita nulisin kesan, pesan, wejangan, dan sejenisnya untuk teman-teman yang lain, dan di salah satu kertas, yang ditujukan untuk aku, ada hal yang berbunyi, kalau debat sama rangga ga pernah menang (begitu lah intinya, kata-kata sebenarnya aku lupa).

Sebenarnya, aku ga bermaksud loh untuk mendebat semua pernyataan. Aku terkadang bingung juga, kapan aku berdebat? Aku gak berdebat, tapi aku cuma ngejelasin hal-hal yang memang ada di pikiran aku. Mungkin karena ini lah disebutkan mengapa manusia itu berbeda-beda, kepribadiannya berbeda, persepsinya berbeda, sampai proses mentalnya pun akan berbeda juga..

Rabu, 20 Februari 2013

Woles

Woles. Satu kata yang sampai saat ini aku masih belum mengerti diambil dari mana. Hipotesa aku kata tersebut diambil dari kata slow yang kemudian dibalikan menjadi wols. Karena wols susah dibacanya, akhirnya disisipkan lah huruf e di antara huruf l dan huruf s dan ta da jadi lah kata woles.

Entah bagaimana beberapa bulan terakhir aku selalu dihadapkan dengan permasalah yang ga nyantai, yang mengharuskan aku untuk ikut ga nyantai juga. Bagaimana engga, dalam enam bulan terakhir, aku terserang penyakit yang sama dua kali, dan dikarenakan sistem imun aku yang rendah, penyakit itu pun bertahan cukup lama dalam tubuh ringkih ini.

Permasalahannya adalah, tidak ada yang bisa membuat aku nyantai dengan permasalahan-permasalahan yang ada. Temen-temen cuma bisanya menuntut dan menagih, sudah selayaknya tukang tagih uang yang sering melipatgandakan bayaran, apa lagi orang tua, tidak sedikit pun menenangkan, dengan selalu bertanya, "kapan lulus?" "kamu mau nerusin kerja dimana?" dan sebundel pertanyaan lainnya yang bisa bikin aku ga nyantai, ketika aku disenggol, aku akan menerkam. Coba saja orang tua aku merasakan bagaimana sulitnya, bagi aku, kuliah di psikologi. Terkadang ingin start over semua, kita mulai lagi dari angka nol dan aku kembali berjuang untuk memperbaiki semua yang ada, kalau saja.

Minggu, 17 Februari 2013

"Jodoh itu di tangan orang tua"

"...Jodoh itu di tangan orang tua", begitu lah kalimat yang terlontar dari seorang teman KKN bernama, sebut saja Hary. Dengan nada ketus, dia menggumamkan kalimat itu ketika seorang teman ada yang sedang melakukan sesi bersama para wanita. Dia, berada di luar sesi, bersama aku, Dea, dan Gege. Sebelumnya, aku pernah mendengar kata-kata itu, sama, terlontar dari mulutnya, namun di suasana yang berbeda. Hal ini membuat aku berpikir, "Bener juga ya?".

Sabtu, 16 Februari 2013

"kamu gak akan pernah tau rasanya.."

Pernah denger suatu cerita yang melibatkan seorang psikolog dan orang awam. Walaupun mereka berdua mengalami hal yang sama, tapi belum tentu kita mengetahui rasanya. Kejadian boleh sama, tapi proses yang terjadi akan berbeda bagi setiap orangnya, dan dari situ lah aku mengambil kesimpulan kamu gak akan pernah tau rasanya.

Cerita ini beralih ke masa-masa KKN yang sudah lewat. Aku betah di tempat KKN, sedangkan temen-temen yang lain tidak, begitu singkat ceritanya. Disingkat ceritanya lagi, keluarga aku sudah mengalami banyak hal selama aku tidak ada: banyak. Bahkan ketika keluarga aku mengunjungi aku ke tempat KKN, tidak ada satu pun yang menceritakan satu hal pun kepada aku, seems like everything's okay, but it's not. Hingga aku pulang dan cerita itu mulai keluar satu per satu yang semakin menyakitkan karena aku bisa dibilang enak-enakan sedangkan something was happening.

Senin, 11 Februari 2013

Betah.. Gak Betah

Mungkin ini adalah postingan pertama dan terakhir selama KKN. Kalau ditanya kehidupan KKN aku, aku berpikir akan seperti kurva normal.

Oke, di sini aku mengategorikan ke dalam beberapa spot: minggu awal, minggu tengah, dan minggu akhir. Semua minggu akan dijelaskan sesuai dengan tahapannya, tergantung dengan mood yang akan terjadi bberapa menit ke depan.

Sabtu, 12 Januari 2013

Re-listening, Re-creating

Mendengarkan musik selalu menjadi barang wajib untuk aku. Mungkin jika dibandingkan dengan mendengarkan ayat suci kitab agama aku, mendengarkan musik menjadi hal yang melebihi hal ini. Musik membentuk memori sendiri di hidup aku. Musik menjadikan setiap momen yang "tidak sesuai harapan" menjadi "lebih sesuai". Memasukkan musik ke dalam momen-momen, sangat mengasyikan. Terlepas kamu suka momen itu atau engga. Tapi, bagiku, memasukkan musik yang aku tau ke setiap momen itu mengasyikan. Selain mengasyikan, kamu bisa mengenang momen itu dengan jelas, dan sangat berguna untuk orang-orang seperti aku yang sangat mudah melupakan momen penting.

Selasa, 01 Januari 2013

Mitos Seputar Bayi

Jadi begini. Postingan ini dimulai dengan pemikiran random aku yang disebabkan karena keluarga aku yang bisa dibilang terkadang memercayai mitos yang berlaku di masyarakat, mungkin jika dispesifikan adalah mitos yang memang berasal dari keluarga juga, dan tanpa disadari mitos-mitos itu terkadang benar walaupun tidak masuk akal. Karena aku lagi pengen punya anak laki-laki kembar, jadi aku kepikiran untuk menuliskan beberapa mitos yang dianut keluarga aku ketika memiliki bayi.