“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water

Minggu, 10 Maret 2013

The art of being a jerk

Jerk. Secara bahasa, diartikan sebagai brengsek.

Itu lah aku, beberapa hari ke belakang, mungklin minggu, bisa jadi bulan, atau tahun. Mungkin, selama ini aku telah menjadi kata ini, tanpa aku sadari. Pada akhirnya, aku baru menyadari kalau aku emang brengsek: ga ngasih kepastian buat cewe yang nembak aku, ga ngasih respon dari kode-kode yang dikasih, ga pernah bilang aku suka kamu secara tegas, kabur dari kewajiban-kewajiban akademik maupun non-akademik, me-skip skripsi, dan masih banyak yang (mungkin) ga aku sadari.

Mungkin kita perlu meluruskan dulu: apa kriterianya ketika seseorang dianggap sebagai jerk?

Tidak mudah menjadi seseorang dengan titel ini. Tinggal pilih, kamu mau mendapatkan titel ini dengan sengaja atau dengan tidak sengaja. Titel yang muncul dengan sengaja adalah ketika output kamu di lingkungan emang jerk. I mean, sudah tampak kalau kamu emang pantes dibilang itu. Contoh perbuatan yang ektrim yang aku pikirin: mainin cewe, morotin pacar, mencampakkan pacar setelah diajak hubungan badan (oke, yang ini sinetron banget). Dari perilaku-perilaku tersebut, emang udah tampak sih, kalau orang yang melakukan emang jerk. Sedangkan untuk titel yang tidak sengaja adalah seperti ini: kamu adalah anak baik, baik banget sampe dosen kamu pengen banget melihara kamu (duh, terdengar seperti om-om girang yang haus akan berondong -_-). Suatu ketika. kamu diajak untuk mengikuti kegiatan. Tapi karena kamu bosan dan kamu baik banget, jadi kamu menggunakan alasan-alasan tertentu untuk berhenti melakukan kegiatan itu. Secara ga langsung, kamu menjadi orang yang jerk, tidak menyelesaikan suatu hal.


Dan informasi yang paling penting adalah untuk menjadi seorang jerk itu tida mudah. Kalau berdasarkan kriteria di atas, aku mengategorikannya bahwa kedua tipe di atas memiliki kesamaan, yaitu mereka semua tidak sadar kalau mereka itu jerk. Akan semakin sulit levelnya ketika kita dengan sengaja, dan dengan sadar, menjadi seorang jerk. Selanjutnya aku akan ngejelasin kondisi menjadi seorang jerk yang disadari. Kalau bisa dibilang kaya gini, ketika kita mau ngejatuhin orang, tapi kita tetap berlagak baik di depan orangnya. Slowly but sure, kita akan menjatuh orang tersebut ke lubang tanpa ujung. Sehingga dapat diambil kesimpulan orang-orang jerk yang disadari adalah orang-orang yang memiliki topeng yang banyak dalam kehidupannya, bahkan teman-teman di sekitarnya pun tidak akan menyadari kalau dia sedang menggunakan topeng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think??