“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water

Minggu, 03 Januari 2016

Ya Udah

Hey, it's two thousand fucking sixteen!!! (read: 2016)

Ya, itu adalah umpatan pertama (melalui tulisan) di tahun 2016. Agak happy, agak sad, agak campur aduk ya. Rasanya baru kemarin lahir, baru belajar jalan, taunya sekarang udah harus nikah aja (?). Entah udah berapa ribu jam aku gak nulis, terutama nulis di blog. My life's been like a roller coaster these past days, but let's ride it, bitches!

Sebagai update terbaru, akhirnya aku menjadi pegawai kantoran (yay!). Ya, baru tepat sebulan aku berada di kantor tersebut, dan bulan ini aku official jadi pegawai kontrak. Sedikit cerita, awalnya aku masuk buat MT selama 3 bulan. Namun, entah kenapa kepala divisiku bilang kayanya lebih enak sebulan aja, dan kemudian mengajukan surat untuk kontrak, dan diterima pengajuannya. Rasanya mix banget, antara happy dan confused.

Menurut beberapa orang, kantorku ini berpotensi besar. Kantornya sih umurnya baru setaun saat ku masuk. Ya, potensinya mungkin dari segi jenjang karir dan potensi lainnya. Beberapa orang sering tanya ke aku, "berapa salary-nya?". Entah kenapa, bagi beberapa orang, ditanya mengenai salary itu sesuatu hal yang sensitif, sensitif yang mungkin aja responnya bisa setara kalau lagi diganggu pas PMS. Entah kenapa, aku gak pernah menjawab secara spesifik berapa (kecuali ke orang yang emang dekat) tetapi aku kasih range sekitar A sampai B. Dan aku yakin, kalau kamu denger jawabannya, pasti respon kamu "Kok mau? Kamu bisa dapet yang lebih tinggi di kota besar atau minimal di perusahaan lain." Responku selalu, "Ya udah".

Ya. Entah kenapa, respon "Ya udah" adalah respon yang lagi aku gandrungi, kaya aku menggandrungi T-ara.

Aku lulus lama, "Ya udah".
Lulus kuliah disusul angkatan bawah, "Ya udah".
Temen-temen udah mulai pada lamaran dan nikah, "Ya udah".
Salary di bawah UMR, "Ya udah".
Kemungkinan untuk lanjut kuliah S2 psikologi menjadi tak mungkin, "Ya udah".
"Ya udah".

"Ya udah" itu semacam defense mechanism aku saat ini. "Ya udah" di mulut, beberapa detik kemudian, rasanya ada yang salah di hati. "Ya udah" menjadi suatu stimulus-respon, ketika stimulusnya, secara gak sadar, aku anggap 'menyerang' pride aku. "Ya udah" adalah jawaban yang tidak akan memicu pertanyaan tambahan dari lawan bicara (sejauh ini sih begitu). Padahal, beberapa kali, ketika aku bilang, "Ya udah", aku rasanya menangis dalam hati. Terutama untuk masalah "lanjut kuliah".

Sebulan ini, aku lagi berusaha untuk 'berlari', mengejar tempo orang-orang di kantor. Agak sedih sih, MT cuma sendirian, jadi ga punya temen buat lari. Aku merasa kaya lari sendiri. Ketika jatuh, cuma satu dua orang aja yang bantu aku bangun dan aku harus lari lagi ketika kakiku masih terasa nyeri dan berdarah. Seperti itu lah mungkin metafora sebulan aku di kantor baru. Terkadang, "Ya udah", gak bisa membuat diri sendiri menjadi "okay", tapi setidaknya lingkungan yang "okay". Terkadang, malah jadi backfire, dimana aku suka tiba-tiba cirambay, duduk di angkot pas pulang kerja tiba-tiba air mata ngucur. Dengan kondisi aku (dan sekitarku) yang seperti ini, menjadi psikolog adalah bukan menjadi sebuah pilihan, melainkan jadi mimpi, yang di setiap doa aku masih santer-santernya untuk terwujud.

"Ya udah".

True story. Ketika aku nulis paragraf di atas, di dalam otak aku terlintas kata-kata, "Ya udah". Is it that bad?

Setelah dipikir-pikir lagi, hal ini menjadi tidak sehat untuk ke-well being-an aku sebagai manusia. Tapi aku yakin, belum waktunya semua hal-hal itu terwujud.

Dulu, aku sempat berdoa, "Ya Allah, kabulkan lah doa-doaku sesuai dengan waktu yang Engkau ridoi", satu-demi satu semuanya terwujud. Mungkin tidak semulus dan secepat beberapa orang (contoh: temen kuliah, angkatan bawah, lulus cepat, minat di bidang konsumen, langsung dapet beasiswa LPDP ke Belanda untuk psikologi konsumen). Tapi aku sekarang yakin, akan ada waktunya semua doa-doa aku akan jatuh menjadi perwujudan keinginan aku di dunia. Tinggal tunggu waktu aja.

"Ya udah".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think??