“If you feel lost, disappointed, hesitant, or weak, return to yourself, to who you are, here and now and when you get there, you will discover yourself, like a lotus flower in full bloom, even in a muddy pond, beautiful and strong.”
Masaru Emoto, Secret Life of Water

Jumat, 27 Agustus 2010

Ramadhan Tahun Ini

Ternyata aku sudah tua. Telah aku lewati belasan (atau mungkin dua puluhan) ramadhan dalam hidupku. Perbedaan jumlah hari dalam kalender hijriah dan masehi membuat aku melupakan, berapa usia aku secara penanggalan Islam.

Sore ini, aku sendiri. Di kamar kostan. Dengan beberapa buku imajinasi. Hujan. Ini semua saling melengkapi imajinasi aku yang tak terbatas. Imajinasi yang besar. Imajinasi yang kadang orang bilang "ah, lebay lu". Imajinasi yang abstrak. Hanya aku yang tau seutuhnya bentuk imajinasi dalam otak aku. Itu sebabnya, banyak orang menganggap aku aneh.

Hujan, memberikan suatu kenangan tersendiri. Kenangan di kala ramadhan. Di sebuah rumah agak tua yang dikelilingi banyak pohon dan ditemani oleh wanita tua. Ya, aku sedang membayangkan sesuatu yang terjadi jaman dulu. Wanita tua itu adalah nenek aku. Almarhumah nenek. Aku biasa memanggil beliau "Ndut", karena postur tubuhnya yang besar. Beliau selalu tersenyum. Jarang marah (walaupun kalau marah sangat seram). Tapi, aku sayang beliau. Biasanya di saat seperti ini, kita semua membuat lemper yang sampai saat ini keenakannya tidak ada yang menandingi. Tentu saja, kami membuatnya di rumah tua itu (Rumah Nenek, Majalengka). Biasanya aku ikut membentuk lemper-lemper itu dan nanti Mamah dan Bude yang membungkus. Dan tentu saja, aku tidak sendirian membentuk lemper-lemper itu. Pasti Mbak Ari ikut. Tentu saja kejadian itu sangat indah, sangat. Di saat keluarga aku masih utuh. Dewa masih kecil (atau bisa juga belum lahir). Mamah dan Papah masih "akur". Senangnya kalo kamu bisa membayangkan secara utuh masa-masa itu. Selanjutnya, setelah membuat lemper, pasti aku ngomel karena lapar. Aku ingin masa-masa itu kembali lagi. Mungkin hanya di mimpi saja aku bisa merangkai kembali semua alur kehidupan yang telah lewat. Tentu saja, tidak akan kembali. Tapi aku harus yakin. Aku sekeluarga besar bisa berkumpul lagi, tertawa, tersenyum, nanti di Surga. Sekarang aku cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk orang-orang yang aku sayangi. Aku belum bisa membanggakan siapa-siapa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think??